Pemerintahan
Dianggap Menghambat Laju Pembangunan, LP2B Gunungkidul Diusulkan Dipangkas 25 Ribu Hektar





Wonosari, (pidjar.com)–Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Gunungkidul berharap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Gunungkidul yang terbaru dapat disahkan pada pertengahan tahun ini. Dengan RTRW anyar ini, tentunya akan berdampak terhadap kepastian dalam berbagai bidang, termasuk di dalamnya investasi.
Kepala Bidang Tata Ruang, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Gunungkidul, Fahrudin, menyampaikan, draft RTRW Gunungkidul yang baru telah diserahkan ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang sejak akhir bulan November tahun 2021 lalu. Draft tersebut kemudian mendapatkan koreksi internal dari Kementerian pada akhir Desember 2021 lalu. Pihaknya pun telah memperbaiki dan kembali menyerahkan draft revisi ke kementerian pada awal bulan Februari ini.
“Awal Februari ini kamu sudah mengirim poin-poin yang dikritisi saat pemeriksaan internal di kementerian. Biasanya satu bulan lagi baru ada kabar apakah ada yang perlu diperbaiki lagi atau tidak,” ucapnya, Selasa (22/02/2022).
Ia menyampaikan, setelah proses pemeriksaan internal selesai, maka akan digelar rapat lintas sektoral di Pemerintah Pusat untuk kembali diteliti dari draft RTRW Kabupaten Gunungkidul itu. Ketika nantinya muncul rekomendasi dari setiap sektor, maka akan dikembalikan ke daerah untuk disahkan.
“Jalannya memang masih cukup panjang, ini kita bagaimana caranya mengejar agar pertengahan tahun ini bisa selesai,” imbuhnya.
Dikatakan Fahrudin, jika RTRW yang baru ini terdapat sejumlah perubahan dibanding dengan RTRW sebelumnya. Ia mencontohkan, terkait dengan luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) diusulkan untuk dikurangi separuhnya. Luasan LP2B yang sebelumnya sekitar 51.000 hektare diusulkan dikurangi hanya menjadi sekitar 25.000 hektare.
“Kalau kemarin dari kajian itu total perubahan sekitar 20%, ini baru permohonan saja LP2B yang kemarin 51.000 hektare diminta separuhnya. Karena dianggap luasan LP2B itu sedikit banyak istilahnya menghambat laju pembangunan,” terangnya.
Perubahan lainnya ia mencontohkan pada bidang peternakan. Yang tadinya mencakup 4 Kapanewon menjadi 7 Kapanewon. Terkait dengan Kawasan Peruntukan Industri, ia menyampaikan jika akan menyesuaikan perkembangan pola ruang di Kapanewon Semanu namun dengan luasan yang sama.
“Ya harapannya tiga bulan lagi sudah selesai ya, kita juga mengejar supaya segera selesai,” tutupnya.


-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tabrakan di Kepek, 2 Pelajar SMA Tewas
-
Hukum2 minggu yang lalu
Ajak Check In Bocah SD, Remaja 19 Tahun Diamankan Polisi
-
Kriminal3 minggu yang lalu
Klithih Beraksi di Jalan Wonosari-Jogja, Serang Pemotor Wanita
-
Hukum3 minggu yang lalu
Siswi SMP Disetubuhi Kakeknya Hingga Berkali-kali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Dipicu Hamil di Luar Nikah, Ratusan Anak di Gunungkidul Ajukan Dispensasi Nikah
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Tertangkap Bobol Home Stay, Dua Pelajar Babak Belur
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Ikuti Google Map, Pengemudi Wanita dan Anaknya Tersesat Hingga ke Tengah Hutan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Mengaku Hendak Diadopsi, Bayi 1 Hari Ternyata Dijual di Media Sosial
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gedung Pusat Oleh-oleh Produk Gunungkidul Dibangun di Kawasan Krakal
-
Pariwisata3 minggu yang lalu
Jaya Hingga Ambruknya Obyek Wisata Sri Gethuk Yang Sempat Hits
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
JJLS Tersambung 2025 dan Kekhawatiran PHRI Jalur Kota Sepi Wisatawan
-
Info Ringan4 minggu yang lalu
Mencicipi Apem Jawa Sang Raja Yang Digadang Jadi Oleh-oleh Khas Gunungkidul