Pemerintahan
29 Kasus Leptospirosis di Gunungkidul, 2 Orang Meninggal Dunia





Wonosari,(pidjar.com)– Kasus leptospirosis di beberapa daerah saat ini tengah menjadi perhatian. Hal ini karena penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus ini kembali mengalami peningkatan. Di Gunungkidul sendiri, pada triwulan pertama tahun 2023, tercatat ada puluhan temuan kasus ini yang mana sampai merenggut nyawa penderitanya.
Kepala Dinas Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, dari Januari sampai dengan mendekati pertengahan Maret 2023 tercatat ada 29 kasus leptospirosis. Dimana dari jumlah tersebut, 2 penderita penyakit ini dinyatakan meninggal dunia.
“Dua orang meninggal dunia karena penyakit ini,” terang Dewi Irawaty, Minggu (12/03/2023).
Ia mengatakan, sebaran kasus ini di wilayah Kapanewon Patuk, Nglipar, dan Gedangsari. Nglipar menjadi wilayah dengan kasus terbanyak jika dibandingkan dengan kapanewon lainnya.
Ia menjelaskan, terkait dengan kasus Leptospirosi ini memang ada lonjaka. Dicontohkan pada tahun 2022 kemarin ada 31 kasus yang dialami oleh warga Gunungkidul empat orang diantaranya meninggal dunia. Sedangkan untuk 2023 ini, baru memasuki triwulan pertama sudah 29 kasus bahkan dua diantaranya meninggal dunia.





Beberapa tahun terakhir, kasus leptospirosis setiap tahunnya selalu ada dengan jumlah yang meningkat dan terkadang menurun. Sebagai contohnya saja di tahun 2017 silam dalam setahun terdapat 64 dengan rincian 16 orang meninggal dunia.
“Setiap tahun selalu ada. Kami menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati saat beraktifitas khususnya petani di musim penghujan,” ucap Dewi Irawaty.
Untuk penanganan saat ini, pihaknya langsung menginstruksikan satgas one health terutama di kapanewon agar segera melakukan penanganan cepat. Termasuk upaya pencegahan terhadap penyebaran leptospirosis dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pada saat beraktifitas di ladang.
Dirinya menghimbau agar petani menggunakan alat pelindung diri khususnya jika terdapat luka di area kaki. Selama ini, kasus leptospirosis dan DBD hampir sama, terjadi di musim penghujan dengan gejala yang hampir sama pula.
Orang yang mengalami penyakit leptospirosis biasanya gejala yang timbul seperti demam, badan pegal-pegal di persendian, dan memiliki luka terbuka di bagian luar jarus diperiksa untuk mengantisipasi penyakit yang bersumber dari kencing tikus ini.
“Periksa ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar segera tertangani. Sebab jika telat penanganan penyakit ini bisa menyebabkan kematian,” pungkas dia.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata3 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial2 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK
-
Hukum4 hari yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Sosial2 minggu yang lalu
Sosok Soleh Eko Wibowo, Rela Mulung Usai Pulang Sekolah Demi Bantu Ekonomi Keluarga
-
Sosial2 hari yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak