Pemerintahan
8 Bulan Berlalu, Pemerintah Masih Verifikasi Relokasi Korban Longsor Candirejo
Semin,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– 19 November 2022 lalu, tanah longsor terjadi di Padukuhan Blembem, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin. Bencana alam ini mengakibatkan 2 orang meninggal dunia karena tertimbun longsoran dan 5 rumah rusak. Meski telah 8 bulan berlalu, namun keluarga terdampak bencana hingga kini belum mendapatkan rumah baru dari pemerintah dan masih tinggal di bangunan bekas sekolah di daerah tersebut.
Kepala Bidang Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Nur Giyanto mengatakan, berkaitan dengan relokasi beberapa KK terdampak bencana longsor di Padukuhan Blembem, pemerintah Kabupaten Gunungkidul hingga saat ini masih terus berproses. Adapun saat ini masih pada tahap verifikasi dan validasi di lapangan.
Dimungkinkan untuk pembangunan baru bisa dilakukan pada bulan September 2023 mendatang karena masih ada beberapa hal yang harus dilalui. Ia pun memastikan, untuk relokasi korban bencana akan dilakukan pada tahun 2023 ini.
“Insya Allah iya (tahun ini). Karena sebenarnya anggaran yang digunakan untuk relokasi sudah ada, kami hanya tinggal menunggu verval yang dilakukan di lapangan,” papar Nur Giyanto, Jumat (21/07/2023).
Ia mengatakan, berkaitan dengan tanah untuk relokasi para korban bencana alam tersebut telah ada. Lokasinya berjarak kurang lebih 1 km dari lokasi rumah mereka yang tertimbun material longsor. Adapun lahan yang tersedia ini dibeli dari dana donatur yang masuk pada saat itu.
“Kalau untuk pembangunan rumahnya dari APBD Gunungkidul anggarannya Rp 50 juta per rumah. Tapi kalau untuk pembelian tanahnya dari dana donatur yang masuk,” imbuh dia.
Selain pembangunan rumah untuk korban bencana, pemerintah juga menggagas pembangunan shelter di dua wilayah yang berbeda, yakni di Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semin dan Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari. Dua lokasi ini dipilih karena rawan bencana dan perlu mitigasi lebih baik dari pemerintah maupun masyarakat.
“Shelter yang digagas ini untuk mitigasi, ketika ada kejadian langsung bisa digunakan untuk mengungsi. Dua daerah tersebut (Tegalrejo dan Candirejo) masuk pada zona rawan longsor, karena karakteristik wilayah lereng,” terangnya.
“Shelter yang terealisasi tahun ini adalah di Tegalrejo dengan pagu anggaran Rp 171 juta. Sedangkan shelter di Candirejo belum bisa realisasi karena anggarannya belum ada,” tutup Nur Giyanto.
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Video Syur Sang Ketua Beredar, Tim 01 Tegaskan Tetap Solid Menangkan Endah-Joko
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Skandal Video Syur Pimpinan DPRD Makin Meluas, Puluhan Orang Geruduk Kantor Dewan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Lanjutkan Proyek Penataan Wajah Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
15 Hari Pasca Pengetatan Miras di Gunungkidul, Petugas Sita Ribuan Botol Minuman Siap Edar
-
Politik1 minggu yang lalu
Mengejutkan, Heri Nugroho Mundur Dari Ketua DPD Golkar Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Dua ASN Yang Dipecat Bupati Atas Skandal Perselingkuhan Diaktifkan Kembali
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ini Desain Indah Alun-alun Wonosari, Pembangunan Dilanjutkan Tahun Depan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Keputusan Kontroversial Plt Bupati Aktifkan ASN Yang Dipecat Karena Perselingkuhan, Ini Respon Sunaryanta
-
Sosial3 minggu yang lalu
Berkenalan Dengan Mahmud Ardi Widanta, Pengusaha Nikel Yang Nyalon Wakil Bupati Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Gunungkidul City Run and Walk 2024, Suguhkan Track dan Suasana Kota Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Terlibat Perkelahian di JJLS, 7 Remaja dari Bantul Diamankan Petugas
-
Politik2 minggu yang lalu
Paslon Hero-Pena Gelar Kampanye Terbuka, Libatkan Anak Muda dalam Program