Pemerintahan
Lebih Cocok Dengan Kondisi Alam Gunungkidul, Pemerintah Kembangkan Varietas Padi Segreng Handayani dan Mendel Handayani






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Pertanian dan Pangan saat ini tengah mengembangkan varietas padi lokal segreng handayani dan mendel handayani. Langkah konkrit pemerintah yang diambil saat ini yakni dengan mengajukan permohonan benih inti atau nukleus seed Segreng dan Mendel yang tersimpan di BPTP DIY.
Harapannya, dengan berkembangnya benih lokal ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Kedua jenis padi tersebut kini menjadi tren dan memiliki market khusus, utamanya yang meingingkan pola hidup sehat, sebab dua jenis padi tersebut merupakan jenis beras merah.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, permintaan masyarakat terhadap dua jenis padi tersebut saat ini cukup tinggi. Untuk itu pihaknya berupaya mengembangkannya dengan meminya bantuan benih sumber yang disimpan di BPTP Balitbangtan DIY.
“Kita sudah peroleh benihnya, rencananya benih inti tersebut akan ditanam kembali untuk memproduksi benih bersertifikat kelas di bawahnya, karena banyaknya permintaan terhadap benih padi itu,” ucap Bambang, Rabu (24/04/2019).
Bambang menjelaskan, proses perbanyakan ditempuh paling tidak 2 kali tanam. Sehingga nantinya dapat diperoleh benih Segreng. Handayani dan Mendel Handayani berlabel ungu, sehingga siap digunakan petani.







“Harapannya pada MH1 tahun 2019/2020 UPT Benih Karangmojo siap benih Segreng Handayani dan Mendel Handayani untuk para petani yang membutuhkan,” ucap dia.
Nantinya, masyarakat dapat memperoleh bibit di UPT Benih Karangmojo. Hasil dari penjualan itu pun akan masuk ke Pendapatan Asli Daerah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian, Raharjo Yuwono mengatakan, kedua jenis tanaman tersebut sangat cocok di Gunungkidul. Sebab, kedua jenis padi itu sangat tahan terhadap kering yang sangat erat kaitan dengan bencana kekeringan di Gunungkidul.
“Cocok untuk lahan kering. Terutama di wilayah selatan seperti Girisubo, Rongkop, Tepus,” kata dia.
Selain itu, keunggulan padi tersebut ialah memiliki masa panen yang lebih cepat dibandingkan varietas padi yang saat ini banyak beredar di masyarakat. Sehingga pengelolaan waktu dalam ketersediaan air lebih menguntungkan.
“Cepet panen cepet tanam musim keduanya sehingga tidak tertinggal hujan,” ucap dia.
Selain itu, perkembangan kedua benih padi ini nantinya juga dapat berdampak pada peningkatan jumlah penghasilan petani. Sebab, harga jual dari padi jenis tersebut lebih tinggi dibanding dengan beras putih.
“Beras merah ini punya pasar tersendiri bagi, utamanya penikmat hidup sehat. Karenanya beras merah banyak diburu,” lanjut dia.
Namun, dibalik segala kelebihan itu terdapat kekurangan yang dimiliki. Yakni berkaitan dengan produktifitas padi kering yang dihasilkan.
“Kelemahanya produktifitas kalah dari varitas unggul baru misal ciherang. Rata-rata produktifitas segreng sampai 5 ton per hektar sedang vub bisa 7-8 ton per hektar,” imbuh dia.