Politik
Hujan Protes Gara-gara Suara PDIP Menggelembung di Kecamatan Purwosari, Pleno Rekapitulasi Berlangsung Panas






Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Raut pucat pasi nampak di wajah Sarjito, Ketua PPK Purwosari dan jajarannya saat menjawab berbagai protes dari para saksi parpol atas hasil rekapitulasi pemilu yang angkanya berbeda jauh dengan dokumen yang ada. PPK Purwosari harus pontang panting memberikan jawaban atas perbedaan angka mencolok hingga jumlah suara yang tidak sesuai dengan plano. Gara-gara beda angka ini, rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil perhitungan suara di KPU Gunungkidul sempat mengalami deadlock hingga berjam-jam. Alotnya rapat tersebut berlangsung dimulai sejak pukul 20.00 WIB hingga baru berakhir pukul 02.30 WIB dinihari, Kamis (2/5/2019).
Anang Sutrisno, saksi dari PKS memprotes beda jumlah suara antara yang dibacakan PPK Purwosari dengan data yang mereka miliki untuk DPRD DIY. Sebab dalam hal ini jumlah suara PKS banyak yang hilang.
“Ini kami bawa dokumen C-1 jadi mari kita cocokkan dengan data DA-1 hasil rekapitulasi suara di level kecamatan. Sejak jumlah suara partai hingga jumlah suara masing-masing caleg beda semua itu angkanya,” pinta Anang.
Tak hanya Anang, saksi dari Partai Berkarya Fauzi Rahman juga memprotes suara partainya di Desa Giri Asih sama sekali tidak muncul di form DA. Protes ini kemudian memicu saksi dari partai lain mencermati angka-angka di depan formulir mereka. Muncul pertanyaan kenapa formulir DA-1 yang disampaikan kepada Bawaslu dengan yang diberikan kepada masing-masing saksi parpol bisa berbeda.
Untuk menengahi persoalan ini, Komisioner KPUD Gunungkidul pun sampai harus turun tangan membuka kotak suara dari PPK Kecamatan Purwosari untuk dicocokkkan angkanya dengan apa yang dipegang para saksi, Bawaslu dan dokumen yang ada.







“Berkaitan dengan input data, aplikasi yang kami terima belum kita uji fungsi namun langsung kita aplikasikan di form DA-1 dan hari itu juga tanggal 22 April langsung kita kirim ke KPU Gunungkidul. Ternyata setelah dicek KPU di bagian data ada kesalahan di formula excel karena ada kolom yang tidak terjumlah. Sehingga terjadi salah hitung di excel kami,” kelit Sarjito mencoba menjelaskan simpang siur angka di PPK Purwosari.
Padahal saat menyampaikan hasil ke KPU Gunungkidul, semua berkas sudah dimasukkan ke dalam kotak suara dan tersegel. Maka pihak PPK Purwosari berupaya melakukan perbaikan dan membagikan revisinya sehari selanjutnya.
“Nah saat pembagian revisi itu teman Panwaslu semua ada namun tidak semua saksi parpol hadir. Sehingga terjadi perbedaan. Pada intinya saya terimakasih atas kritik dari semua pihak,” tambahnya.
Mendengar jawaban dari PPK Purwosari, gelombang protes dari saksi dan Bawaslu tidak kunjung mereda bahkan semakin memanas.
“Pertanyaannya kenapa sudah tahu data yang anda sampaikan salah kok itu juga yang dibacakan di sini ? Kenapa tahu salah kok itu juga yang dipakai rujukan ?” celetuk Bambang Adi Waluyo, saksi Partai Gerindra.
Menjawab pertanyaan ini PPK Purwosari mengakui bahwa terjadi human error dan itu murni kesalahan mereka sebab kurang teliti mencermati catatan yang disampaikan KPU Gunungkidul bagian data. Setelah dicermati bersama-sama dengan mencocokkan antara dokumen C-1 hingga DA-1 untuk DPRD DIY, akhirnya terungkap angka untuk PDI Perjuangan kelebihan 500 suara. Dan setelah dilakukan perbaikan, angka kelebihan itu menjadi milik beberapa partai seperti PKS, PAN, Gerindra hingga Nasdem.
Akhirnya gara-gara bertele-tele urusan PPK Purwosari, acara Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Tingkat Kabupaten Gunungkidul tertunda dan baru dapat dilaksanakan siang nanti selepas pukul 12.00 WIB.