Sosial
Tangani Anak Terlantar di Gunungkidul Yang Masih Berjumlah Ribuan Orang, Pemerintah Andalkan 2 Program


Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Keberadaan anak terlantar di Kabupaten Gunungkidul tengah mengalami trend positif. Setiap tahunnya, jumlah anak terlantar terus mengalami penurunan. Diharapkan nantinya dengan penggenjotan program pemerintah maupun keterlibatan seluruh kalangan masyarakat, jumlah ini bisa ditekan hingga seminimal mungkin. Adapun anak terlantar merupakan seorang anak berusia enam tahun hingga 18 tahun yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang tua atau keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua.
Data yang berasal dari Dinas Sosial (Dinsos) Gunungkidul menyebutkan, jumlah anak terlantar pada 2014 mencapai 7.838 orang, jumlah ini kemudian menurun sehingga pada 2015 berjumlah 6.777 orang. Trend penurunan terus terjadi hingga pada tahun 2016 dan 2017 berturut jumlahnya tinggal 4.211 orang. Untuk data terakhir pada 2018, jumlah anak terlantar berada di kisaran 3.409 orang.
Sekretaris Dinsos Gunungkidul, Wijang Eka Aswarna beberapa waktu yang lalu mengatakan, upaya yang dilakukan oleh Dinsos terkait penanganan anak terlantar di Gunungkidul dibagi menjadi dua versi yaitu rehabilitasi dan pemberdayaan.
“Rehabilitasi anak jalan adalah menjalankan fungsi panti sosial. Sedangkan pemberdayaan adalah memberikan pelatihan kepada anak terlantar,” ujarnya.
Wijang menegaskan, panti sosial menjadi kewenangan Dinsos Provinsi DIY sesuai dengan UU 23/2014. Sementara untuk fungsi Dinsos Gunungkidul, dikatakan Wijang, adalah menjalankan fungsi sosial pasca direhabilitasi. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi kunci pengurangan anak terlantar yang ada di Bumi Handayani.
“Indikatornya berjalannya fungsi sosial yakni dia bergaul secara normal dengan masyarakat lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Bina Rehabilitasi Sosial Dinsos Gunungkidul, Winarto, menuturkan, anak terlantar yang diambil dari keluarga tidak mampu akan dibina dan dibimbing bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul. Menurut Winarto, pemberdayaan yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan sederhana. Nantinya, dengan pemberian kemampuan tersebut, anak menjadi semakin berkembang.
“Kami ajarkan untuk beternak ayam karena mereka bukan usia kerja,” terang Winarto.
Dia menyatakan pelatihan anak terlantar diserahkan kepada orang tua guna membantu meningkatkan ekonomi. Adapun setiap tahunnya ada 50 anak yang dibina dengan anggaran sebesar Rp 40 juta per tahun. (Ulfah Nurul Azizah)
-
Sosial5 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized5 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event6 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik5 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya5 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan3 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya