Sosial
Satu Lagi Sampel Sapi Gunungkidul Dinyatakan Positif Anthrax






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Satu ekor sapi Gunungkidul kembali dinyatakan positif anthrax. Diagnosa ini sendiri berasal dari hasil uji laboratorium Balai Besar Veteriner Wates terhadap sampel ternak sapi yang mati mendadak di wilayah Padukuhan Grogol IV, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo beberapa waktu silam. Dengan demikian, dari lima sampel yang sebelumnya dikirimkan dua ekor sapi positif antraks.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengungkapkan, untuk mengetahui hasil laboratorium memang membutuhkan waktu yang lama. Sehingga hasilnya tidak bisa diketahui secara serentak.
“Jadi begini, kasus bukan bertambah, tetapi 1 lagi yang dinyatakan positif antraks. Ini merupakan bagian dari 5 sampel yang kita kirimkan sebelumnya,” kata Bambang kepada pidjar, Rabu (12/06/2019).
Ia menjelaskan, pihaknya kini masih menunggu hasil dari 3 sampel yang sebelumnya telah dikirimkan. Meski ada penambahan sapi terpapar antraks, namun menurutnya tidak ada perluasan penyakit antraks di Gunungkidul.
“Di Nglipar dan Semanu tidak ada temuan kasus. Kita upayakan pencegahan di radius 1 kilometer dari lokasi (wilayah temuan antraks),” ucap dia.







Bambang menjelaskan, pihaknya kini terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran penyakit tersebut. Selain dengan penyemprotan desinvektan dan cairan formalin, petugas juga melakukan pemeriksaan hewan ternak yang dijual di pasaran.
“Selain mengambil sampel di titik sumber penyakit kami juga melakukan pemeriksaan di daerah lain seperti Pasar Hewan Siyono, Kecamatan Playen, wilayah Kecamatan Nglipar, Semanu dan Ponjong,” terang dia.
Sementara itu, Kasi Kesehatan Veteriner DPP Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, sampai dengan saat ini pihaknya sudah melakukan penyuntikan antibiotik terhadap 347 ekor sapi, 832 kambing dan sembilan ekor domba. Ke depan pihaknya akan melakukan penyuntikan vaksin agar pencegahan penyebaran antraks dapat lebih maksimal.
“Tapi kita perlu sosialisasi karena vaksin antraks dapat memberikan efek samping terhadap kesehatan hewan ternak. Apabila hewan yang divaksin dalam kondisi tidak sehat bisa sakit hingga mati. Jadi, sebelum vaksin dilakukan kami memberikan sosialisasi terkait dengan pemberian antibodi,” pungkasnya.