Kriminal
Miras Mahal, Pemabuk Beralih ke Pil Koplo






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Polres Gunungkidul mengakui peredaran narkoba jenis pil Trihexpenidyl semakin meningkat. Pil koplo saat ini menjadi pilihan bagi kalangan remaja maupun masyarakat di kelas menengah ke bawah lantaran harganya yang cukup ekonomis. Hal yang cukup ironis mengingat pil-pil semacam ini dampaknya sangat merusak dan bahkan bisa merusak syaraf.
Meskipun tak menyebutkan angka pasti, namun Kasat Resnarkoba Polres Gunungkidul, AKP Tri Wibowo mengatakan bahwa pil berbahaya ini memiliki konsumen dengan tingkat kecenderungan secara kuantitas meningkat. Salah satu hal yang membuat pil trihexypennydil penggunanya semakin banyak adalah salah satunya disebabkan semakin mahalnya harga minuman keras dan sulit didapat. Atas hl itu, para pemabuk lalu beralih kepada pil koplo yang harganya jauh lebih murah.
"Saat ini miras malah, barangnya juga susah didapat karena banyaknya razia. Sedangkan pil ini harganya Rp 15 ribu per sepuluh biji. Efeknya juga lebih memabukan dari miras. Ini yang kemudian menarik mereka," kata Tri Wibowo, Selasa (15/05/2018).
Diungkapkan Kasat Resnarkoba, dari serangkaian penangkapan diketahui bahwa para pemakai dengan mudah memperoleh barang tersebut dari tangan ke tangan. Selain itu mereka mengetahui bahwa pengguna sulit untuk dijerat secara pidana.
"Pil ini menjadi pelarian efektif bagi mereka yang ingin mabuk, apalagi mereka tahu kalau pengguna sulit untuk bisa dijerat pidana," imbuh dia.







Namun demkian, dengan banyaknya peredaran pil di Gunungkidul ini, pihaknya semakin gencar dalam melakukan penindakan terhadap para pengedar pil koplo. Dengan pengawasan secara ketat serta penegakan hukum yang tegas, diharapkan nantinya akan membuat para pengedar menjadi jeri sehingga ruang gerak peredaran pil koplo bisa ditekan seminimal mungkin.
“Kita akan lakukan upaya sebisa mungkin dalam mengantisipasi beredarnya pil koplo di Gunungkidul,” tandas dia.
Tri juga mengingatkan bahwa penggunaan pil semacam ini, terutama secara sembarangan sangat berdampak kepada kesehatan. Dengan kandungan bahan kimia, pil ini menyerang syaraf yang tentunya sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
“Dampaknya memang sangat berbahaya, ini yang sering tidak disadari,” lanjut dia.
Peredaran pil koplo sendiri saat ini sudah tidak lagi didominasi di kalangan perkotaan. Pil koplo juga telah beredar di deas-desa. Seperti dalam penangkapan seorang FET (19) warga Desa Semoyo, Kecamatan Patuk pada hari Minggu (13/05/2018) lalu. Pihaknya mendapatkan fakta bahwa peredaran pil ini di wilayah tersebut sudah mulai massif. Hal inilah yang membuat pihaknya kemudian meningkatkan koordinasi serta kerja sama dengan seluruh Polsek agar ikut dalam menekan peredaran narkoba jenis pil koplo.
“Dan ini beredarnya banyak di kalangan muda. Sangat urgent sebenarnya untuk penanganannya,” tutup dia.