Pemerintahan
Pembangunan Rumah Sakit Bedoyo Senilai Rp 4,8 Miliar Terancam Molor, Kontraktor Diminta Tambah Jumlah Pekerja






Ponjong,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pengerjaan proyek pembangunan yang memakan anggaran pemerintah sepatutnya mendapat pengawasan ketat agar menuai hasil sesuai dengan apa yang direncanakan. Selain itu juga bisa mengamati secara langsung kualitas kinerja rekanan pemenang lelang.
Sebagai contoh kegiatan yang dilakukan Bagian Administrasi Pembangunan Setda Gunungkidul bersama Bappeda Gunungkidul dengan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) di lokasi RS Pratama Bedoyo, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Senin (11/11).
Adapun monev ini memang rutin dilakukan oleh bagian Administrasi Pembangunan untuk pengendalian pelaksanaan pembangunan. Dari hasil monev sendiri, terdapat kemungkinan pembangunan RS Pratama Bedoyo akan molor dari waktu yang sudah ditentukan.
Kasubag Administrasi dan Pembangunan Setda Gunungkidul, Eko Nur Cahyo mengatakan, monev ini memang bersamaan dengan proses pembangunan yang dikejar waktu Tahun Anggaran 2019. Yang mana proyek pembangunan tahap I, RS Pratama Bedoyo harus selesai pada 29 Desember mendatang.
“Di samping itu juga musim penghujan akan segera datang, kalau tidak kami pantau langsung progres pembangunan bisa terjadi keterlambatan,” ujar Eko, Selasa (12/11/2019).







Lebih lanjut ia menjelaskan, adapun yang ia monev ialah sistem pengendalian dan sistem pembangunan harus terlaksana dengan baik. Sistem pengendalian yang ia maksud adalah konsultan pengawas, PPK dari DPUPRKP Kabupaten Gunungkidul dan juga kontraktor yang bekerja sebagaimana mestinya.
“Anggaran pembangunan sebesar Rp 4,8 M, ini untuk satu tahap berupa penyelesaian lantai satu dan lantai dua yang baru atap, kontrak mulai 16 September kemarin,” imbuh dia.
Menurutnya, dari konsultan pengawas, terdapat deviasi negatif. Deviasi negatif sendiri merupakan kemungkinan proyek molor 1, 7% dari target waktu yang ditentukan. Sedangkan pelaksanaan pengerjaan sampai saat ini pun baru mencapai 11, 5 persen.
“Ada kemungkinan keterlambatan pengerjaan fisiknya,” beber dia.
Sementara itu Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kabupaten Gunungkidul, Bambang Riyanto mengatakan, untuk pencegahan keterlambatan proyek, kontraktor diminta melakukan upaya percepatan untuk mengejar defisit capaian pekerjaan. Adapun yang ia sarankan ialah penambahan tenaga kerja, menambah peralatan dan lembur.
“Apalagi sebentar lagi musim hujan, harus juga diperhitungkan,” tandasnya.