fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Pemkab Terima Dana Rp 2,8 Miliar Untuk Mengatasi Stunting

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan semakin serius dalam melakukan pengentasan stunting yang hingga saat ini masih mencapai 18,4 persen. Hal itu menyusul adanya gelontoran Dana Alokasi Khusus sebesar Rp 2,8 miliar yang akan diterima tahun 2020 mendatang.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Kartini mengatakan, dana tersebut akan dipakainya untuk pengadaan alat antropometri 30 Puskesmas di Kabupaten Gunungkidul, Pengadaan obat zat besi dan tablet penambah darah untuk pencegahan stunting untuk ibu hamil, pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, penyusunan Perbub tentang penurunan stunting, pelatihan perbaikan gizi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat pada lokasi stunting.

“Di Kabupaten Gunungkidul ini dua hal yang menjadi permasalahan utama stunting yakni ibu hamil kurang dari 18 tahun dan ibu hamil anemia atau kekurangan darah,” jelas Kartini kepada pidjar.com, Selasa (12/11/2019).

Iapun mengatakan, ibu hamil di usia remaja sangat beresiko memiliki bayi stunting karena sang ibu masih dalam tahap pertumbuhan. Sedangkan bayi sendiri juga butuh nutrisi untuk tumbuh.

“Sementara kekurangan darah jika tidak segera ditanggulangi saat hamil dengan obat penambah darah akan beresiko melahirkan bayi dengan tinggi yang kurang dan juga beresiko stunting,” imbuhnya.

Untuk itu sejumlah program tersebut nantinya diharapkan mampu mengatasi permasalahan Kabupaten Gunungkidul. Menurutnya alat  antropometri sendiri sangat sentral sebagai  alat pengukur dimensi tubuh manusia. Dimana alat tersebut bisa digunakan untuk mengukur panjang bayi, lingkar kepala, lingkar lengan dan berat badan.

Berita Lainnya  Jumlah Lansia di Gunungkidul Terus Menurun

“Belum semua puskesmas memilikinya, padahal itu sangat sentral untuk pemantauan stunting,” kata Kartini.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Kartini, pihaknya juga akan memberikan suplemen zat besi serta tablet penambah darah untuk ibu yang anemia. Di samping itu juga pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil kekurangan energi kronis.

“Nanti kami lelangkan, biasanya satu paket untuk tiga bulan ada kacang ijo, abon, gula, susu hamil dan lain sebagainya. Kami juga akan memberikan vitamin A untuk bayi untuk bulan Februari dan Agustus. Tak terkecuali Balita Gizi Kurus akan mendapatkan perhatian lebih dengan pemberian vitamin,” ujarnya.

Program tersebut diprioritaskan untuk diberikan kepada warga miskin, namun pada prosesnya, menurut Katini, semua akan diseleksi terlebih dahulu oleh Puskesmas dengan pedoman buku Pemantauan Wilayah Setempat.

Berita Lainnya  Jagongan Bersama Pemda DIY, Lurah Ngloro Berharap Kalurahan Dapat Akses Dana Keistimewaan untuk Lestarikan Seni dan Budaya

Pihaknya juga tengah menyiapkan program pemberdayaan masyarakat untuk lokasi stunting tinggi. Di Kabupaten Gunungkidul sendiri saat ini yang memiliki angka stunting tinggi ialah Kecamatan Gedangsari dan Ponjong.

“Kami melatih kader dalam pemberian makanan bayi dan anak. Khusus untuk bayi sebagai seribu hari kehidupan, dimana ASI Eksklusif 6 bulan dan kami juga pengadaan makanan MP ASI untuk di atas 6 bulan,” tambahnya.

Ia mengakui, program untuk mengatasi stunting akan difokuskan kepada ibu hamil dan bayi. Menurutnya, jika seorang bayi dinyatakan stunting, pada seribu hari pertama kehidupan masih bisa diperbaiki.

Sementara itu, anggota Fraksi PKB, DPRD Kabupaten Gunungkidul, Yulinda mengatakan, berdasarkan pandangan fraksinya, stunting memang saat ini menjadi program nasional dalam upaya menciptakan SDM unggul. Oleh karenanya penanggulangan stunting dialokasikan dari DAK penugasan.

Berita Lainnya  Rapid Test Untuk Ribuan Petugas, KPU Habiskan Anggaran Ratusan Juta

“Jadi memang harus dilaksanakan sebagaimana mestinya, tidak boleh dialihkan,” tandas dia. 

 

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler