Connect with us

Sosial

Luntang-lantung Pasca Pos Hancur dan Peralatan Hanyut, Anggota SAR Kini Jadikan Lapak Pedagang Sebagai Kantor

Diterbitkan

pada

BDG

Girisubo,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Peristiwa gelombang tinggi yang terjadi pada 24-25 Juni 2018 lalu menyisakan kepedihan bagi anggota SAR di wilayah Kecamatan Girisubo. Pasalnya bangunan posko SAR yang selama ini menjadi tempat mereka beraktifitas hancur rata dengan tanah dihempas gelombang.

Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I, Sunu Handoko menceritakan, dua posko SAR yaitu di Pantai Jungwok dan Siung memang hancur. Pos tersebut memang sudah tak lagi bisa digunakan lantaran memang telah rata dengan tanah.

Ia memaparkan, hancurnya posko tersebut sebelumnya tak pernah diperkirakan. Meski telah mengetahui akan datangnya gelombang pasang yang cukup besar, namun gelombang yang datang pada Selasa 24 Juli 2018 silam ini memang sangat besar. Diperkirakan, gelombang tersebut mencapai ketinggian 7 meter.

Berita Lainnya  Operasi Zebra Hari Pertama, Puluhan Pengendara di Bawah Umur Terjaring Razia

“Gelombangnya memang sangat besar, hempasang gelombang tersebut kemudian meratakan pos kami,” ucap Sunu, Selasa (31/07/2018) siang.

Menurut Sunu, tak hanya bangunan saja yang mengalami kerusakan, akan tetapi sejumlah peralatan SAR yang disimpan di dalam bangunan juga turut hilang. Peralatan tersebut hilang terseret arus tanpa bisa diselamatkan oleh anggota SAR.

Anggota sendiri sebenarnya telah dikumpulkan pada tanggal 24 dan 25 Juli 2018 silam terkait dengan informasi akan datangnya gelombang pasang. Meski begitu, anggota kala itu difokuskan untuk melakukan pengawasan dan antisipasi warga dan wisatawan agar tidak mendekati kawasan pantai.

“Ya akhirnya memang seperti itu, karena kita fokus kepada manusia, kita tidak sempat menyelamatkan barang-barang kami di pos,” beber dia.

Berita Lainnya  Kisah Sedih 3 Bocah Anak Pemulung, Kehilangan Ibu Yang Meninggal Dunia Saat Keguguran

Akibat hancurnya pos SAR itu, Sunu mengatakan bahwa saat ini pihaknya tidak memiliki pos untuk sekedar berkumpul. Setiap harinya, pasca posko mereka hancur, lapak milik pedagang yang masih berdiri menjadi tempat tinggal sementara.

"Hanya bergelantungan di warung sekitar. Kami belum memiliki tempat lagi," imbuh Sunu.

Ia mengatakan, untuk kembali bisa memiliki bangunan sedikitnya dibutuhkan dana sekitar 220 juta. Saat ini pihaknya telah mengajukan permohonan ke Satuan Polisi Pamong Praja DIY terkait pendanaan pembangunan posko.

"Sudah kami ajukan, kabarnya langsung disampaikan ke pusat semoga bisa direalisasi karena memang sangat penting," imbuh dia.

Sementara itu Kasat Polisi Pamong Praja Kabupaten Gunungkidul, Dwi Warna mengatakan pihaknya telah medapat laporan dari SAR Satlinmas Wilayah I terkait pos yang rusak akibat gelombang pasang. Tidak hanya bangunan yang runtuh, akan tetapi perlengkapan keselamatan turut hilang terbawa arus.

Berita Lainnya  Menjanjikannya Bisnis Ternak Murai Batu di Gunungkidul, Per Pasang Berharga Jutaan

"Untuk pembangunan ulang kita tidak memiliki dana. Untuk ke depan kita masih menunggu dari pusat," pungkas Dwi.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler