Sosial
Jajal Metode Tanam Baru, Petani Patuk Harapkan Mampu Panen Puluhan Kilogram Singkong per Batang






Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Petani di Padukuhan Plosokerep berupaya meningkatkan produktifitas ubi kayu dengan metode anyar. Semula hasil panen dari satu bonggol hanya mampu menghasilkan 4 sampai 5 kilogram ketela. Namun dengan metode baru ini diharapkan meningkatkan hasil hingga 10 kali lipat dari biasanya.
Salah satu petani di kelompok tani Ngudi Raharjo Padukuhan Plosokerep, Kalurahan Bunder, Kapanewon Patuk, Tumiran mengatakan, proses penanaman ketela ketan cukup sederhana. Batang atau banggal yang ditanam di lahan hanya membutuhkan waktu enam hingga delapan bulan untuk siap dipanen.
“Saya menanam sekitar seribu batang, jika ditimbang satu batang menghasilkan enam sampai tujuh kilogram,” ucap Tumiran, Rabu (05/08/2020).
Namun pada penanaman berikutnya, dirnya akan menerapkan metode tanam baru. Yakni dimana satu batang stek dengan panjang 25 cm dibuka 4 sampai 5 mata tunas terbawah. Perawatannya pun cukup sederhana, hanya dangan pupuk kandang yang sudah difermentasi.
“Jaraknya juga tidak begitu jauh dikira-kira saja. Saya mendapat ide ini melihat dari internet. Saat ini saya sedang belajar untuk memodifikasi tanaman ini agar lebih menghasilkan,” ujarnya.







Dirinya berharap dengan model stek baru tersebut hasil ubi kayu akan meningkat minimal menjadi 30 sampai dengan 40 kilogram per batang. Selain itu cara tanam juga dirubah dengan cara dibumbun. Saat ini dirinya telah menanam 31 stek dengan harapan hasil 1 ton basah ubi kayu Ketan Bima Sena yang direncanakan panen di bulan Maret 2021 di lahan percobaan halaman pekarangan rumahnya.
Rasanya yang enak seperti ketan membuat ketela jenis ini jadi incaran. Seribu batang di lahannya pun sebelum masa panen sudah dibeli orang.
“Pembelinya luar Gunungkidul, untuk seribu batang ditebas Rp 6 juta. Nanti kalau dengan metode baru ini bisa lebih banyak tentunya,” ucap dia.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mendukung pengembangan dan pelestarian ubi kayu varitas Ketan Bima Sena di Patuk. Menurutnya, varitas ini telah menjadi kekayaan plasma nutfah Gunungkidul yang diharapkan bisa memberi dampak eknomi pada para petaninya.
“Kami sangat mendukung kreatifitas petani andalan yang memberi kemajuan pada pertanian Gunungkidul,” kata Bambang.
Memasuki bulan Agustus ini, Gunungkidul akan memasuki panen raya ubi kayu. Luas panen ubi kayu se Gunungkidul diperkirakan mencapai 45.816 hektar. Sedangkan bulan Juli telah dipanen 3.427 hektar.