Connect with us

Sosial

Masjid Tiban Mistis di Ngawen, Jadi Sarana Memohon Dari Pedagang Hingga Abdi Negara

Diterbitkan

pada

BDG

Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Masjid Tiban yang terletak di Padukuhan Gambarsari, Kalurahan Jurangjero, Kapanewon Ngawen memang telah masyur memiliki banyak kisah mistis. Masjid misterius yang konon sudah ada sejak ratusan tahun lalu itu juga seringkali dijadikan jujugan orang yang punya hajat. Berbagai kalangan masyarakat dengan niat yang berbeda-beda hilir mudik berdatangan di Masjid itu.

Kalurahan Jurangjero sendiri berada sekitar 27 kilometer dari pusat Kota Wonosari. Wilayahnya sendiri berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten. Akses jalan menuju Masjid Tiban ini cenderung sulit dilalui kendaraan roda empat. Banyaknya tanjakan berlubang dan berliku tajam membuat cukup beresiko bagi pengunjung yang menggunakan mobil. Demi kelancaran, pengunjung disarankan jika menuju lokasi ini menggunakan roda dua.

Tidak seperti bentuk bangunan Masjid lainnya, Masjid Tiban ini berbentuk seperti rumah panggung. Sekilas, bangunan Masjid sendiri mirip dengan Honai, rumah adat Papua. Dinding masjid dibuat menggunakan anyaman bambu (gedhek) dengan empat tiang penyangga dari kayu jati serta memiliki atap berupa daun ilalang.

Berita Lainnya  Kondisi Belum Juga Normal Pasca Diterjang Banjir, Desa Banyusoca Digerudug Ratusan Relawan

Masjid yang memiliki ukuran sekitar 4×4 meter itu, di dalamnya terdapat beberapa kaligrafi yang digantungkan pada dinding. Sedangkan alasnya berupa karpet berwarna hijau lengkap dengan beberapa perlengkapan shalat, seperti sajadah, mukena, dan sarung.

Sementara itu, di depan masjid ada sebuah padasan (tempat wudhu terbuat dari tanah liat) yang bagian pinggirnya sudah pecah. Di bawah padasan terdapat genteng yang biasa digunakan untuk membakar kemenyan.

Penjaga atau juru kunci Masjid Tiban, Manto Suwiknyo (80) mengungkapkan, sudah ada beberapa generasi sebelumnya yang berperan sebagai penjaga Masjid Tiban. Hal ini lantaran, Masjid tersebut memang sudah berusia sangat tua.

“Saya hanya ingat dua nama saja yaitu Mbah Kerto Rejo dan Mbah Patmo Sunaryo,” kata Mbah Manto, Senin (28/02/2022).

Menurut Mbah Manto, Masjid ini sudah ada sejak Kerajaan Majapahit runtuh. Dinamakan Masjid Tiban atau Langgar Bale Kembang karena tidak diketahui siapa yang membangun dan meletakkan masjid ini di Padukuhan Gambarsari. Dalam bahasa Jawa, kata tiban memang memiliki arti jatuh secara tiba-tiba.

Ia beberkan, konon, ada salah seorang wali yang mendengar suara azan dan orang salat di tanah Jawa dari Mekkah. Karena terdengar sangat merdu dan indah, lantas wali tersebut mencari sumber suara. Setelah upaya pencarian dilakukan, para wali itu menemukan Masjid beratap tanaman alang-alang di atas Gunung Menthuk yang lokasinya tidak jauh dari keberadaan Masjid Tiban sekarang.

Berita Lainnya  Arab Saudi Terapkan Penangguhan Kunjungan, Bagaimana Nasib Jamaah Umroh Gunungkidul?

“Dari ceritanya sang wali menghentakan kedua tangan ayam jantan berkokok itu pada laki-laki yang sedang azan Subuh, kemudian Masjid tersebut jatuh ke sini. Yang hingga sekarang dinamakan Masjid Tiban,” tambahnya.

“Ceritanya, dulu masjid ini berada di pucuk Gunung Menthuk, tidak ada yang tahu siapa yang memindahkan. Simbah buyut saya juga tidak tahu. Katanya tiba-tiba saja ada di sini,” lanjut Manto.

Adapun di Masjid Tiban sendiri cukup banyak yang berkunjung. Tak hanya dari lokal Gunungkidul saja, namun juga warga dari luar daerah. Diakui Manto, sejumlah orang bahkan sengaja berkunjung dan beribadah ke Masjid ini dengan niat tertentu. Seperti memohon agar usahanya lancar, meminta kenaikan pangkat, hingga orang yang ingin mencalonkan diri sebagai abdi negara.

Berita Lainnya  Syawalan Trah Rekatkan Balung Pisah

“Biasanya, mereka datang dengan membawa sesaji atau syarat tertentu sesuai rekomendasi sang juru kunci. Kalau saya hanya melaksanakan pesan dari simbah, dulu pernah bilang semisal ada orang minta tolong, berikan pertolongan sebisanya. Semua hanya titipan Tuhan Yang Maha Kuasa,” tuturnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler