event
Diskusi Sunyi Garuda di Area para Nisan Sang Pahlawan






Jogja,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Diskusi Sunyi di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta, Kamis 8 Februari 2024 melibatkan para penyandang tuna netra, tuna rungu, dan tuna wicara.Memuliakan Garuda Tanpa Banyak Bicara menjadi tema diskusi tersebut. Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara Nugie (penyanyi), Tengku Zanzabella (tokoh publik), Nanang Garuda (pendiri Rumah Garuda), dan seniman Eko Bebek.
Diskusi Sunyi berangkat dari kegelisahan Eko Bebek yang ingin mengkomunikasikan lambang negara lewat burung Garuda.
“Selama ini teman-teman tuna netra, tuna rungu dan tuna wicara jarang diberi hak tapi banyak diberi kewajiban oleh negara. Saya punya kegelisahan tentang ini, dan akhirnya menjadi salah satu latar belakang kegiatan ini,” kata Eko Bebek.
Dalam berdiskusi, mereka menggunakan silent system. Penonton harus membawa headset berkabel agar bisa berkomunikasi dengan peserta diskusi.
“Kenapa harus silent? Karena peserta Diskusi Sunyi ini bisu tuli. Sekalian memberi warna lain di tahun politik yang berisik dengan Pemilu ini. Saya ingin masyarakat punya kesadaran tentang lambang negara,” kata Eko Bebek, sekretaris Persatuan Seniman Komedi Indonesia (Paski) DIY.







Diadakan di makam pahlawan, kata Eko Bebek karena energi para pahlawan yang tanpa pamrih berjuang untuk Indonesia, memotivasi berbuat dan bergerak untuk bangsa dan negara dalam koridor positif.
Dalam diskusi sunyi ada hal menarik. Sebuah band bernama Gandana yang melibatkan para penyandang disabilitas. Nama Gandana berarti Ganda Guna. Jadi alat bantu mereka itu berfungsi ganda untuk alat bantu juga alat musik.
Grup tersebut dibesut oleh Nanang Garuda. Ia menceritakan bahwa mereka ingin bermusik tetapi tidak seperti alat musik pada umumnya.
“Saya punya pikiran kalau alat bantu mereka datang lipat, ada kursi roda, canadian kerok itu menurutku itu kebetulan aku lagi senang bikin alat musik, ya saya bikin buat teman teman. Mereka rajin latihan tiap hari Jumat,” tutur Nanang.
Nanang menambahkan apabila diskusi seni tentang kegalauan lambang negara ini yang ditutup sejarahnya.
“Jadi menjelang pemilu, mereka diminta suaranya, tetapi mereka tidak diberi hak pengetahuan atas lambang negara kita yang bentuknya Garuda Pancasila. Saya pernah wawancara 7 netra jawabannya juga nggak tahu bagaimana gambaran Garuda. Jadi imajinasinya rata-rata burung besar, bukan secara spesifik,”tutur Nanang.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks