Connect with us

Pemerintahan

Ancaman LGBT Jadi PR Pemerintah dalam Peringatan Hari Aids Sedunia

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Tanggal 1 Desember tditetapkan sebagai Hari Aids Internasional. HIV Aids sendiri merupakan penyakit menular yang tidak boleh diabaikan oleh semua orang. Dalam memperingati hari Aids Internasional Dinas Kesehatan mengadakan kegiatan voluntary dan counselling test (VCT) atau biasa diartikan konseling dan test HIV.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty menyebutkan selain covid-19 masih ada penyakit menular lain yang tidak boleh diabaikan. Salah satunya berkaitan dengan HIV Aids ini. Hal itu dikarenakan penyakit ini sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat khususnya mereka yang beresiko tinggi.

“Perilaku seks tidak sehat menjadi salah satu penyebab penyakit menular ini.” ujar Dewi Irawaty, Selasa saat dikonfirmasi.

Penularan terbesar penyakit ini adalah hubungan sekssual. Pada peringatan ini, Dinkes mengadakan VCT di Kapanewon Wonosari dan Tanjungsari. Pihaknya juga menghimbau agar masing-masing individu dapat mencegah terjadinya penularan.

“Yang sudah terinfeksi harus patuh minum obat agar kualitas hidup tetap terjaga. Dan menerapkan pola hidup yang lebih sehat,” paparnya.

Beberapa waktu lalu Dewi mengungkapkan Dinas Kesehatan bersama dengan lembaga lain telah melakukan pemetaan orang yang memiliki resiko tinggi dalam penyebarluasan penyakit yang belum ada obatnya ini. Salah satu yang mencolok dan menjadi perhatian dalam penyebaran penyakit tersebut adalah Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT), ataupun pekerja seksual, karena kelompok tersebut sangat rentan terpapar HIV Aids ataupun penularan penyakit jenis lainnya.

Berita Lainnya  Terus Kekurangan Siswa, 3 SD Segera Digabung dan Belasan Lainnya Dalam Kondisi Kritis

“Pemetaan sudah kami lakukan, untuk jumlah pastinya saya tidak bisa membandingkan karena tidak ada data dari daerah lain, Gunungkidul masih terendah di DIY. Akan tetapi untuk persebaran mereka setiap kapanewon ada,” kata imbuh Dewi.

Adapun menurutnya, kelompok-kelompok ini merupakan warga asli Gunungkidul namun demikian juga ada sebagian dari mereka yang berasal dari luar wilayah. Ada beragam tempat yang menjadi potensi mereka berkumpul, bahkan bisa juga menjadi rawan penyebaran penyakit.

Lebih lanjut, ada berbagai faktor mereka bisa menjadi LGBT. Faktor yang sangat mepengaruhi yakni lingkungan pergaulan seseorang, teknologi dan informasi, trend di luar yang terus berkembang. Kemudian bisa juga karena adanta faktor genetik, atau bahkan trauma di masa lalu. Misalnya mereka mendapat perlakukan yang tidak pantas dari seseorang ataupun tindakan lainnya.

“Kalau untuk berkembangnya pariwisata yang kemudian banyak orang masuk itu hanyalah faktor pendukung saja. Dari fasilitas untuk mereka meluas itu jauh lebih mudah,” tambahnya.

Penanganan sendiri harus dilakukan oleh pemerintah. Pasalnya fenomena munculnya kelompok LGBT menjadi sangat rawan penularan penyalit menular, disisi lain juga sebagai permasalahan sosial di tengah masyarakat.

Berita Lainnya  Rawan Terdampak Gelombang Tinggi, TPI Drini Akan Dipindah

Untuk itu pihaknya menggandeng LSM dan komponen lainnya untuk melakukan pembinaan terhadap kelompok rentan. Sebagai contohnya penggunaan alat kontrasepsi atau pun upaya lainnya. Pembinaan ini sebagai upaya pencegahan yang dilakukan.

“Pembinaanya kita lebih kepada agar perilaku yang beresiko tadi tidak menjadi ajang penularan,” tambah Dewi.

Kelompok seperti ini biasanya sangat tertutup sehingga pendekatan yang dilakukan harus perlahan dan dibantu dengan lembaga lainnya. Sehingga mereka tidak merasa terusik.

“Kalau untuk melarang perilakunya tentu bukan ranah kesehatan. Kami berupaya menekan penyebaran penyakit karena kelompok ini rawan penyakit menular,” tutur Dewi.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro mengatakan pagi tadi jajarannya telah melakukan VCT. Berdasarkan data yang dimiliki secara komulatif sampaidengan triwulan ke 3 di tahun 2020 ada orang terpapar HIV sebanyak 369 orang dengan rincian 201 laki-laki dan 168 perempuan.

Berita Lainnya  Dinas Uji Sampel Darah Warga Semanu yang Alami Luka Mirip Antraks

“Aids ada 229 orang terdiri dari 131 laki-laki dan 98 perempuan,” ujar Sumitro.

“Salah satu kelompok rentan adalah LGBT, dinas sudah melakukan pemetaannya,” tutup dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler