fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Antisipasi Penurunan Produksi Pertanian, Petani Diminta Rutin Gunakan Pupuk Organik

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar.com)–Dinas Pertananian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul terus mendorong agar petani menggunakan pupuk organik. Hal itu sebagai antisipasi dari dampak jangka panjang penggunaan pupuk kimia yaitu penurunan produktifitas pertanian.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono, menyampaikan, Gubernur DIY telah menghimbau petani agar menggunakan pupuk berimbang dan pemanfaatan pupuk organik sebagai antisipasi menurunnya produktifitas pertanian melalui surat edaran pada akhir bulan April lalu. Menurutnya, secara keseluruhan petani di Gunungkidul sendiri telah banyak menggunakan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak.

“Kami dorong penggunaan pupuk organik melalui bantuan-bantuan agar petani bisa membikin sendiri pupuknya,” ucap Raharjo, Selasa (14/06/2022).

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Sustiwiningsih, mengungkapkan, pihaknya dalam dua tahun terakhir menaruh perhatian khusus dalam penggunaan pupuk organik di lahan pertanian. Dorongan penggunaan pupuk organik dilakukan melalui program Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) di sejumlah kelompok tani.

“Beberapa kelompok tani bahkan sudah memproduksi pupuk organik sendiri,” ujarnya saat ditemui.

Penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu yang lama dan berlebihan sendiri dapat berdampak pada berkurangnya kesuburan tanah pertanian. Berkurangnya kesuburan tanah otomatis akan mempengaruhi tingkat efisiensi usaha tani yang berujung pada penurunan produksi pertanian. Menurutnya, petani di Gunungkidul sudah banyak yang menggunakan kotoran hewan ternak sebagai pupuk namun sebagian besar belum diolah.

Berita Lainnya  Bupati Sidak Kalurahan Paling Minim Kasus Covid19

“Kalau secara umum dari dulu kan sudah banyak yang pakai pupuk kandang, tapi itu belum diolah jadi masih banyak bibit rumput liarnya,” imbuhnya.

Dalam penerapan penggunaan pupuk organik, menurutnya yang menjadi tantangan ialah merubah pola pikir dan perilaku petani. Secara umum, petani ingin mendapatkan hasil yang cepat dan instan dari penggunaan pupuk kimia. Berbeda dengan cara kerja dan dampak pupuk organik terhadap lahan pertanian yang membutuhkan proses cukup lama.

“Pupuk organik ini kan butuh waktu untuk mengolah, petani juga pengennya cepat. Jadi itu tantangannya untuk merubah cara berpikir petani,” terangnya.

“Pemakaian pupuk organik ini kan harapannya harga jual juga tinggi karena beda kalau yang pakai pupuk organik dan kimia,” tutup dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler