Sosial
Antrean Panjang di SPBU Pasca BBM Naik, Ini Penyebabnya






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di awal September 2022 ini memberikan dampak cukup besar bagi pemilik kendaraan maupun warga masyarakat umum. Selain kenaikan harga barang, penaikan harga sejumlah jenis BBM juga memicu banyaknya antrian di sejumlah SPBU. Saat ini, pengguna BBM jenis Pertamax ramai-ramai beralih ke Pertalite. Hal ini kemudian menjadikan antrean yang mengular di setiap noken SPBU yang menjual Pertalite.
Salah seorang warga Kapanewon Semanu, Ridha mengatakan, saat harga pertamax masih Rp 12.500 per liter, ia menggunakan BBM jenis ini. Namun setelah ada kenaikan hingga mencapai Rp 14.500 per liter, ia kemudian memilih untuk beralih ke Pertalite. Namun saat ini pun, BBM jenis ini juga mengalami kenaikan signifikan.
“Dampaknya begitu terasa ya, kalo menggunakan pertamax biasanya Rp. 30.000 lebih sedikit sudah full tank tapi ini bisa sampai Rp 50.000. Karena pekerjaan saya muter jadi setiap 2 sampai 3 hari sekali harus ngisi,” terang dia.
Sementara itu, salah seorang pengelola SPBU di wilayah Kapanewon Wonosari mengatakan, kenaikan BBM kali ini dampaknya sangat luar biasa. Untuk konsumen Pertamax mengalami penurunan yang sangat drastis. Rata-rata pelanggan Pertamax mengaku cukup berat dengan penetapan harga yang berlaku saat ini. Dampaknya, mereka lantas beralih ke Pertalite. Dengan begitu, pengguna Pertalite bertambah dan sering mengakibatkan antrean yang mengular, khususnya saat jam sibuk. Sementara untuk pos penjualan Pertamax di SPBU relatif sepi.
“Banyak pengguna Pertamax yang beralih ke Pertalite, karena masyarakat memilih BBM yang harganya terjangkau,” jelat dia.







Ia mencontohkan, sebelum Pertamax naik, di SPBU yang beroperasi di Jalan Baron ini mampu menjual 2000 hingga 3000 liter per hari. Namun setelah ada kenaikan, dijelaskan bahwa penjualan turun sangat drastis. Pengelola hanya mampu menjual 1000 liter per harinya. Sedangkan untuk penjualan Pertalite naik hingga berkali-kali lipat.
“Selagi Pertalite stoknya ada, ya mereka membeli itu dan antreannya luar biasa. Tapi kalau stoknya habis mereka ya terpaksa membeli Pertamax dengan harga yang cukup tinggi tersebut,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan pihaknya selalu melakukan pemantauan terkait dengan penjualan BBM. Adapun memang saat ini sering terjadi antrean panjang lantaran pengguna Pertalite yang mengalami peningkatan.
Disinggung mengenai kuota BBM jenis ini, ia menjelaskan, Bupati Gunungkidul telah bersurat ke BPH Migas untuk penambahan kuota BBM dengan jenis tertentu.
“Bapak Bupati beberapa waktu lalu telah bersurat untuk meminta penambahan kuota BBM jenis Pertalite dan Solar, semoga segera ditindak lanjuti,” terang Kelik Yuniantoro.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen