Pemerintahan
Awali Periode Kerja, DPRD Gunungkidul Janji Prioritaskan Program Penanganan Kekeringan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Julukan Gunungkidul Angel Banyu yang telah tersemat sejah puluhan tahun silam hingga saat ini masih belum bisa dihapus di bumi handayani. Kekeringan saat musim kemarau terus terjadi tanpa adanya solusi. Setiap tahun, ratusan ribu warga masyarakat Gunungkidul yang tersebar di seluruh kecamatan menjadi korban terdampak kekeringan.
Tak hanya merepotkan, namun kekeringan yang seperti sudah menjadi budaya ini juga sangat merugikan masyarakat Gunungkidul. Warga masyarakat harus membeli air dari tangki-tangki swasta untuk pemenuhan kebutuhan airnya. Belum lagi lahan-lahan pertanian yang tak bisa berproduksi akibat kekurangan air. Akibatnya, manakala kemarau tiba, warga Gunungkidul harus membongkar tabungannya baik dalam bentuk uang, perhiasan hingga ternak hanya untuk membeli air. Secara perhitungan, kerugian akibat kekeringan yang harus ditanggung warga Gunungkidul bisa mencapai ratusan miliar setiap tahunnya.
Dampak kekeringan yang terus merongrong warga Gunungkidul ini menjadi perhatian serius bagi anggota DPRD Gunungkidul periode 2019-2024. Ketua Sementara DPRD Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyebut, penanganan kekeringan bakal menjadi fokus kerja para anggota dewan saat ini. Kalangan DPRD Gunungkidul akan mendesak pemerintah untuk mencari solusi permanen dalam kaitannya penanganan kekeringan.
Meski demikian, dalam keputusannya, semuanya akan sangat bergantung kepada eksekutif dalam hal ini pemerintah,” terang Endah ketika ditemui di kantor DPRD Gunungkidul Jumat (16/08/2019) siang.
Menurutnya, salah satu solusi yang mungkin dalam pengentasan kekeringan adalah optimalisasi sumber-sumber air bawah tanah. Di Gunungkidul sendiri memang cukup banyak terdapat aliran sungai bawah tanah yang debit airnya tetap melimpah meski kemarau tiba.







“Ini harus dimanfaatkan secara maksimal,” paparnya.
Ke depan, Endah menjanjikan, kalangan DPRD Gunungkidul akan membahas usulan penganggaran perihal pengelolaan air bawah tanah tersebut. Diakuinya bahwa pengangkatan air bawah tanah tersebut sebelum kemudian disalurkan ke masyarakat membutuhkan peralatan canggih yang tentunya harganya tidak murah. Untuk itulah kemudian penganggaran dalam hal ini sangat penting.
“Entah nanti penganggaran dari pusat atau DIY, akan kita usahakan karena memang kalau penganggaran dari kabupaten tidak mungkin,” ujar dia.
Ketua DPC PDIP Gunungkidul itu memberikan catatan, dengan mega proyek berbiaya besar ini, tentunya akan membutuhkan riset dan kajian yang mendalam. Diusahakan segala langkah yang dilakukan pemerintah berdampak maksimal sehingga dapat memberikan solusi permanen kepada masyarakat terdampak kekeringan. Dalam pelaksanaannya, tentu tidak semua bisa dilakukan bersamaan, sehingga kemudian harus benar-benar terdata, mana saja tempat yang memiliki sumber air bawah tanah hingga terkait dengan debit airnya.
“Kita bisa dengan penelitian atau juga jaring aspirasi di masyarakat,” imbuh dia.
Dalam awal kinerjanya, DPRD Gunungkidul saat ini tengah mempelajari dokumen daerah yang terakhir. Dalam hal ini yang dilihat adalah apa saja prioritas Pemkab Gunungkidul hingga masalah-masalah dan kendala yang dihadapi.
“Yang jelas dan saya pastikan, penanganan kekeringan harus menjadi salah satu prioritas utama. Sebisa mungkin Gunungkidul bebas dari kekeringan,” tutup Endah.