Sosial
Belasan UMKM Gunungkidul Mejeng di Yogyakarta International Airport






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Yogyakarta International Airport (YIA) telah sepenuhnya beroperasi sejak beberapa hari lalu. Di bandara anyar itu, PT Angkasa Pura I telah menyiapkan gerai-gerai bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang sebagian juga sudah mulai beroperasi. Kabupaten Gunungkidul sendiri mendapatkan jatah 14 UMKM yang menampilkan usaha mereka di bandara internasional tersebut.
Sekretaris Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Koperasi Gunungkidul, Sih Supriyana menuturkan, beberapa waktu lalu pengajuan UMKM dari Kabupaten Gunungkidul telah dilakukan oleh pemerintah ke Pemerintah DIY. Ada 14 UMKM yang lolos pada proses kurasi yang dilakukan oleh pemerintah provinsi itu.
Gerai yang akan ditampilkan adalah berbagai produk batik, produk olahan coklat, batik kayu, produk olahan aloevera, spa herbal Kemuning, jamu herbal, makanan khas Gunungkidul Gatot dan Thiwul, dan beberapa jenis lainnya. Produk-produk ini merupakan hasil karya warga Bumi Handayani yang selama ini menjadi unggulan.
“Ada proses seleksi di Pemerintah DIY. Jika olahan atau produk tersebut tidak sesuai dengan kriteria maka dinyatakan tidak lolos,” kata Sih Supriyana, Selasa (31/03/2020).
Bidang ini dianggap mampu bersaing dan dapat memanjakan lidah maupun mata para wisatawan yang keluar masuk di YIA. Mereka telah disediakan satu unit ruko untuk mempromosikan hasil olahan maupun kerajinan. Dipaparkannya, persaingannya antar tenant di YIA sendiri cukup ketat. Pasalnya ada ratusan bahkan ribuan usaha yang juga mendapatkan kuota yang sama untuk mengembangkan promosi mereka.







Lebih lanjut, UMKM yang mendapat rekomendasi ialah UMKM yang sudah punya produk layak jual, UMKMnya sudah punya rutinitas, dan maju dibandingkan UMKM lainnya. Tak hanya itu, ada beberapa kriteria lain yang menjadi syarat agar usaha masyarakat dapat promosi di bandara baru ini.
“Sudah ada satu UMKM yang mulai menjajakan olahannya di gerai yang telah tersedia yakni olahan coklat dari Nglanggeran. Sementara yang lainnya belum. Mayotitas ya craft, food, dan fashion,” tambahnya.
Diharapkan, dengan pengembangan tersebut, nantinya mampu meningkatkan kredibilitas UMKM dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat di Gunungkidul. Potensi yang diajukan ini, nantinya juga diharapkan membawa nama Gunungkidul jauh lebih terkenal dan menunjukkan ciri khas Bumi Handayani.
“Selain itu harapan kami juga mendorong dan menjadi contoh bagi pelaku UMKM lainnya untuk lebih maksimal dalam produktifitas dan pemasarannya. Sehingga kesejahteraan benar benar terjamin,” tutup Sih.