fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Belasan Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Akibat TBC Pada 2021

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar.com)–Penyakit Tuberkulosis (TB) masih menjadi momok penyakit di kalangan masyarakat umum, tak terkecuali di Gunungkidul. Penyakit TB sendiri merupakan salah satu dalam lima prioritas masalah kesehatan yang ditanggulangi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul beberapa tahun terakhir. Penanganan penyakit ini menjadi sangat penting lantaran selain karakteristiknya, juga jumlah penderitanya di Indonesia yang masuk 3 besar di dunia. Penanganan TB hingga di tingkat daerah menjadi sangat penting untuk mereduksi dan mengantisipasi semakin banyaknya penderita TB di Indonesia.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah mengeluarkan Peraturan Bupati nomor 02 tahun 2020 tentang Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Lima Prioritas Masalah Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2020 sampai 2022. Hal ini sendiri merupakan komitmen pemerintah dalam penanggulangan penyakit di masyarakat.

Berita Lainnya  Cara Peternak Lele Antisipasi Serangan Jamur Saat Musim Penghujan

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, menyampaikan secara keseluruhan TB masih menjadi persoalan tersendiri untuk ditanggulangi sejak lama. Karakteristik penyakit TB yang bersifat kronis, penularan yang lama, durasi pengobatannya yang lama, sakit dengan durasi yang lama, menjadikannya tidak begitu terasa bagi penderita dan masyarakat.

“Jadi TB ini masalah yang sudah cukup lama dan belum terselesaikan sesuai target yang diberikan oleh Pemerintah. Ini tidak hanya di Gunungkidul, tapi juga Indonesia sendiri berada di posisi ketiga terbanyak kasus TB di dunia. Jadi sesungguhnya memang bermasalah,” ucapnya, Senin (17/01/2022).

Adanya Rencana Aksi Daerah juga disusun sebagai langkah dari pemerintah untuk menanggulangi masalah penyakit melalui lintas sektoral di Gunungkidul. Pengobatan penderita TB sendiri memang berlangsung cukup lama. Penderita TB setidaknya enam bulan harus menjalani pengobatan rutin. Ketika dalam pengobatan enam bulan tidak sembuh, penderita dapat kebal obat yang berarti tidak akan sembuh menggunakan obat sebelumnya.

“Maka rezimen obatnya di rezimen berikutnya, obatnya juga berbeda yang minumnya satu setengah sampai dua tahun ditambah suntik setiap hari. Sebenarnya ini beban kita, kita belum bisa mencapai sesuai target,” imbuh Dewi.

Menurutnya, masih banyak masyarakat yang sebetulnya penderita TB namun tidak terdeteksi. Hal itu karena kemungkinan anggapan penyakit ini disamakan dengan penyakit ringan lainnya. Ia juga mendorong agar masyarakat yang memiliki gejala batuk lebih dari dua minggu untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Berita Lainnya  Lahan Pertanian Rusak Akibat Bencana, Pemerintah Upayakan Klaim Asuransi

“Semua usia bisa tertular TB, bisa mengenai siapa saja,” terangnya.

Ia mengungkapkan jika setiap tahunnya masih terdapat laporan kasus TB dan kasus meninggal akibat TB. Pada tahun 2018 ini tercatat sebanyak 477 penderita TB, kemudian pada tahun 2019 tercatat 360 penderita, pada tahun 2020 tercatat 344 penderita, dan pada tahun 2021 hingga triwulan ketiga tercatat 195 penderita.

“Perlu juga kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. Setiap tahun juga ada laporan warga yang meninggal akibat TB, dari data tahun 2021 ada laporan sebanyak 11 warga yang meninggal,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler