Peristiwa
Belasan Wisatawan Jadi Korban Sengatan Ubur-ubur


Tanjungsari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Belasan wisatawan dilaporkan menjadi korban sengatan ubur-ubur saat bermain di kawasan Pantai Selatan pada akhir pekan ini. Pada musim seperti saat ini, ubur-ubur memang banyak muncul di perairan Gunungkidul. Diperkirakan, serangan ubur-ubur ini akan berlangsung hingga akhir Agustus 2022 mendatang. Warga masyarakat maupun wisatawan diminta untuk berhati-hati dengan kemunculan ubur di kawasan pantai ini.
Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Baron, Marjono, mengatakan, berdasarkan dari laporan yang ia terima, setidaknya terdapat 14 wisatawan yang menjadi korban sengatan ubur-ubur di wilayahnya sepanjang Sabtu (09/07/2022) kemarin. Adapun serangan ubur-ubur sendiri terjadi di lima pantai. Pihaknya pun meningkatkan pemantauan dan kesiagaan anggota SAR di setiap wilayah untuk mengantisipasi potensi terulangnya serangan ubur-ubur. Sehingga jika nantinya ada wisatawan yang tersengat ubur-ubur, bisa segera mendapatkan penanganan medis.
“Wisatawan yang tersengat ubur-ubur di Pantai Krakal ada 6 orang, Pantai Kukup ada 1 orang, Pantai Sepanjang ada 3 orang, Pantai Pulang Sawal ada 3, dan di Pantai Somandeng ada 1 orang,” jelasnya, Minggu (10/07/2022).
Dalam menangani kejadian tersebut pihaknya mengandalkan obat-obatan yang memang telah tersedia. Para wisatawan yang tersengat ubur-ubur dibawa ke tempat yang lebih aman untuk mendapatkan perawatan. Pihaknya pun tetap menghimbau kepada wisatawan agar tetap berhati-hati saat bermain di air lantaran musim seperti saat ini biasanya banyak ubur-ubur yang berada di pinggiran.
Diperkirakan, jumlah korban sengatan ubur-ubur ini akan terus bertambah mengingat sesuai dengan pengalaman yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, pendaratan ubur-ubur di kawasan pantai ini terjadi mulai Juli hingga Agustus. Di mana pada saat itu memang terjadi migrasi ubur-ubur yang mencari perairan hangat dan menepi tertiup angin.
“Biasanya sudah masuk musim dingin sehingga biota laut ini kemudian bermigrasi mencari perairan hangat,” lanjut Marjono.
Efek dari sengatan ubur-ubur sendiri beragam pada setiap korbannya. Biasanya, pasca sengatan akan terjadi alergi atau gatal-gatal pada kulit yang terkena tentakel. Namun juga, apabila kondisi badan kurang fit, juga bisa mengakibatkan sesak nafas.
Untuk penanganan pertama pada korban sengatan ubur-ubur sendiri cukup sederhana. Korban sengatan bisa langsung mengambil tentakel atau serabut berwarna biru yang melekat pada kulit maupun tangan. Kemudian basuh area tersebut dengan air laut ataupun air tawar. Perlu diusahakan agar badan tetap dalam kondisi hangat. Jika kemudian pakaian basah, perlu langsung diganti dengan pakaian kering.
“Jika masih ada keluhan, wisatawan bisa langsung menghubungi petugas SAR untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan. Tidak perlu panik,” papar dia.
Dilanjutkan Marjono, mengingat cukup massifnya serangan ubur-ubur yang terjadi, pihaknya memiliki kendala pada kurangnya stok obat-obatan yang tersedia. Saat ini, pihaknya tengah berkomunikasi dengan atasan guna mendapatkan tambahan stok untuk mengantisipasi serangan ubur-ubur tersebut.
“Kalau ketersediaan obat-obatan memang masih kurang,” tutupnya.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Uncategorized2 jam yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang