Pendidikan
Belum Mendapat Layanan Pendidik di Sekolah jadi Tantangan Bagi Penghayat Kepercayaan di Gunungkidul
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Aliran penghayat kepercayaan di Kabupaten Gunungkidul sangat beragam. Jumlahnya sendiri mencapai ribuan orang yang tersebar di beberapa daerah di Gunungkidul. Di era seperti sekarang, ada tantangan tersendiri bagi para penghayat khususnya mereka yang masih berstatus pelajar.
Ketua Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Gunungkidul, Suroso mengatakan tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai bagi pelajar penghayat kepercayaan. Pasalnya selama ini para siswa tersebut belum mendapatkan pendampingan dan pembelajaran khusus tentang pengetauhan penghayat kepercayaan mereka.
Sehingga saat pembelajaran, mereka harus mengikuti pembelajaran umum sesuai dengan agama yang dianut oleh mayoritas siswa di sekolah.
“Tantangan saat ini adalah mendapatkan regulasi tentang layanan pendidik penghayat. Karena selama ini belum ada,” kata Suroso, Sabtu (03/04/2021).
Berbagai usulan telah dilakulan oleh majelis ini, dan baru direspon serta diupayakan agar siswa penghayat kepercayaan mendapatkan pembelajaran penghayat sesuai yang mereka anut.
“Karena situasi dan kondisi jadi selama ini mengikuti apa yang ada,” paparnya.
Ia berharap, kedepan pemerintah semakin memperhatikan dari segi pendidik tersebut. Sehingga selain pengetahuan dari keluarga atau sesama penghayat ada pendampingan dan pembelajaran dari guru.
Disinggung mengenai pendampingan yang filakukan oleh pemerintah menurut Suroso saat ini penghayat kepercayaan di Gunungkidul mulai diperhatikan dan diakui sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebagai contohnya pencatatan secara administrasi sudah dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Kemudian dari Kundha Kabudayan juga memberikan perhatian terkait dengan tradisi kepercayaan dan kegiatan lainnya. Sementara dari kejaksaan juga melakukan koordinasi secara rutin. Belum lama ini Kejaksaan Negeri melakukan koordinasi lintas sektoral untuk mendengar masukan dari para penghayat kepercayaan ini.
“Jumlah penghayat kepercayaan di Gunungkidul 280 yang berKTP sedangkan yang mengakui secara lisan 1.000 orang,” imbuhnya.
“Dalam bermasyarakat kami saling menjaga dan tidak ada sekat dalam segala hal,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sekolah Menengah Pertama Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kisworo beberapa wakru lalu mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan tentang ada tidaknya siswa di Gunungkidul yang berstatus penghayat kepercayaan. Sehingga untuk pendampingan dan pemberian materi secara khusus bagi mereka belum ada.
“Kalau memang ada nanti dikoordinasikan untuk proses pemberian layanan,” sambung Kisworo.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Habiskan Anggaran 41 Miliar, Puluhan Titik Ruas Jalan Gunungkidul Diperbaiki
-
Olahraga2 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Politik4 minggu yang lalu
Sunaryanta -Ardi Sisir Basis Muhammadiyah
-
Olahraga2 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kapasitas Mulai Penuh, Pemkab Gunungkidul Wacanakan Perluasan TPAS Wukirsari
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Hukum3 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Politik4 minggu yang lalu
Benyamin Sudarmaji Deklarasikan Dukungan Untuk Sunaryanta-Ardi
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Rem Blong, Bus Pariwisata Tabrak Lapak Pedagang di JJLS
-
Sosial3 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Hukum1 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat