Uncategorized
Berisiko Tinggi Penularan Covid-19, Disnakertrans Minta Perusahaan Perketat Protokol Kesehatan
Wonosari,(pidjar.com)–Pemerintah telah menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Perusahaan-perusahaan besar yang semula vakum mulai berangsur memulai kegiatan produksi. Di Gunungkidul sendiri saat ini telah menjamur perusahaan dengan jumlah karyawan yang cukup banyak. Hal ini tentunya menjadi perhatian pemerintah untuk mengantisipasi penularan covid-19. Dimana pabrik termasuk berisiko tinggi penularan corona. Untuk itu pemerintah melalui OPD terkait terus melakukan monitoring penerapan protokol kesehatan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gunungkidul, Purnamajaya mengatakan, pabrik memiliki tingkat kerawanan tersendiri dalam penyebaran covid-19. Untuk meminimalisir adanya temuan penyebaran virus ini di lingkungan perusahaan dinas mendorong perusahaan agar menerapkan protokol kesehatan.
Mulai dari penyediaan tempat cuci tangan menggunakan sabun, jarak antar pekerja tetap dijaga, dan penggunaan masker dalam aktivitas mereka. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh dinas, saat ini sudah banyak perusahaan atau pabrik yang mulai beraktifitas dengan protokol kesehatan.
“Sudah mulai ada aktivitas lagi setelah sebelumnya ada yang vakum dan lainnya. Untuk pemantuan ada sekitar 11 perusahaan yang kemarin kami monitoring,” kata Purnamajaya, Jumat (25/09/2020).
Penerapan protokol kesehatan sangatlah penting di tengah kondisi seperti sekarang ini. Satu sama lain, menurutnya harus sadar dalam menjaga dan melindungi diri.
“Untuk pemantauan di perusahaan dilakukan mandiri dan dari dinas ikut terlibat. Kalau di perusahaan kan masih terpantau, susahnya pergerakan mereka di rumah dan lingkungan kan kita tidak tahu,” tambahnya.
Lantaran pabrik memiliki resiko penyebaran dan penularan yang cukup tinggi, maka dari pemerintah meminta perusahaan untuk menggunakan aplikasi Jogja Pass. Dimana aplikasi inovasi Pemda DIY tersebut dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemantauan dan tracing.
“Beberapa perusahaan sudah mendapatkan sosialisasi mengenai aplikasi itu dari Dinas Tenaga Kerja DIY dan sepertinya sudah mulai penerapan,” papar Purnamajaya.
Lebih lanjut, seiring dengan diterapkannya AKB ini para perusahaan yang sempat melakukan perumahan pekerja telah melakukan pemanggilan untuk bekerja kembali di pabrik atau perusahaan yang sama. Meski ada potensi kerawanan namun demikian, sampai dengan saat ini di Gunungkidul belum ada karyawan pabrik lokal yang terlaporkan terpapar virus ini.
“Belum ada (karyawan terpapar). Penerapan protokol kesehatan terus ditekankan ke pihak perusahaan atau pabrik,” sambung Ahsan Jihadan, Kabid Tenaga Kerja.
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selisih Tipis Antar Caleg PDIP, Bagaimana Nasib Ketua DPRD Gunungkidul?
-
Politik2 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Persaingan Sengit Antar Parpol, Golkar Optimis Raih 6 Kursi DPRD Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Sosial2 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Politik4 minggu yang lalu
Selisih Tipis dengan Incumbent, Timses Klaim Anti Kumala Sari Duduki Kursi Dewan dari Dapil IV
-
Politik2 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Siswa Disabilitas SMP Negeri di Wonosari Dirundung Hingga Patah Jari
-
Pendidikan1 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Seorang Perempuan Ditemukan Gantung Diri
-
Info Ringan4 minggu yang lalu
Menghabiskan Waktu Libur Akhir Pekan di Pesisir Selatan Gunungkidul, Wisata Unik Nan Indah
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
25 Kambing Milik Warga Sawahan Mati Mendadak