Pariwisata
Berkunjung ke Festival Kangen Kitiran, Memperkenalkan Kembali Mainan Tradisional Sembari Menikmati Sensasi Berfoto Bersama 10.000 Kitiran






Semanu,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Keberadaan mainan tradisional seolah tergerus di jaman yang serba mengedepankan teknologi seperti yang terjadi sekarang ini. Generasi sekarang lebih memilih untuk memainkan gadgetnya daripada memainkan mainan tradisional layaknya mereka yang terlahir di era 90-an keatas. Kondisi ini tentu ada kekhawatiran dan keprihatinan tersendiri yang dirasakan oleh sejumlah kalangan.
Beberapa lembaga dan instansi pemerintah terus berupaya memperkenalkan kembali mainan-mainan tradisional yang mulai terkikis oleh perkembangan teknologi dan kemajuan jaman. Seperti yang dilakukan oleh para pemuda Padukuhan Sambirejo, Desa Semanu, Kecamatan Semanu. Keprihatinan kawula muda ini mendorong mereka untuk melakukan aksi dengan tujuan untuk mengenalkan kembali mainan tradisional yang dulunya sangat populer dan sering dimainkan.
Kitiran menjadi salah satu mainan yang dipilih oleh kawula muda Sambirejo untuk kembali dikenalkan pada generasi milenial. Pasalnya dari kitiran sendiri terdapat berbagai manfaat yang bisa diperoleh. Kitiran atau kincir angin ini, dulunya seringkali dimainkan di setiap saat. Tak jarang, anak-anak jaman dahulu sering merengek untuk dibuatkan mainan ini.
Sejak akhir pekan ini, para pemuda Sambirejo menggelar Festival Kitiran. Di sebuah tanah lapang, para pemuda membuat dan memasang ribuan buah kitiran berwarna cerah. Alhasil dengan adanya ribuan kitiran, suasana yang dihasilkan sangat apik dan memanjakan mata.
Ketua Panitia Festival Kangen Kitiran Sambirejo, Heri Sulistyo mengatakan, festival kitiran ini selain untuk mengenalkan kembali mainan tradisional ini kepada generasi muda, juga bertujuan untuk mengenang serta mengingatkan kepada generasi sebelumnya yang dulu gandrung dengan mainan tradisional ini. Selain itu, ia dan tokoh pemuda lainnya juga ingin menggugah kreatifitas kawula muda Padukuhan Sambirejo.







Menurutnya memang ada keprihatinan tersendiri, di mana sekarang anak usia kurang dari 5 tahun saja sudah lincah memainkan gadget. Sementara mengetahui atau mengenal bahkan memainkan mainan tradisional pun sudah jarang ditemui. Hal ini lah yang semakin kuat mendorong untuk menyelenggarakan festival Kangen Kitiran.
Berbekal kekompakan pemuda dan masyarakat setempat, festival ini akhirnya berhasil diwujudkan.
“Ada 10.000 kitiran yang kami pasang di tanah lapangan ini. Target awal sebenarnya 12.000 ribu tapi kami hanya mampu di jumlah 10.000 unit kitiran,” kata Heri Sulistyo, Minggu (18/11/2018) siang.
Adapun mengacu pada filosofi di luar negeri, kitiran atau kincir angin juga sebagai simbol kesehatan mental anak-anak. Dari sini pula, ia bersama teman-temannya juga ingin menerapkan, paling tidak mengasah anak-anak atau mengedukasi orang tua agar tidak melulu menyuguhkan anak dengan konten-konten di internet maupun di tv.
“Ini di luar negeri sudah ada penelitiannya, ya paling tidak bisa mengenalkan kembali pada anak-anak dan mengobati kerinduan kita untuk bermain kitiran,” imbuh dia.
Untuk persiapan festival ini, untuk membuat 10.000 ribu kitiran dibutuhkan sekitar 14 hari lamanya. Semua kalangan warga Padukuhan Sambirjo terlibat dalam proses pembuatan. Ada yang memberikan sumbangan bambu, ikut dalam pembuatan atau hal-hal lainnya. Dari kegiatan ini pula kebersamaan masyarakat kembali terjalin dengan erat.
Dana yang digunakan juga berasal dari masyarakat. Rencananya, festival ini akan digelar hingga tanggal 30 November mendatang. Antusias masyarakat dalam berkunjung sejak kemarin terlihat cukup baik. Sejak sore, lokasi yang berada di pinggir jalan umum ini terus dipadati pengunjung untuk berfoto.
“Tidak cuma anak muda yang suka foto. Ibu-ibu juga banyak kok, mengenalkan pada anak-anak mereka. Kalau rencana kami, tahun depan ada festival lagi mendongkrak popularitas mainan tradisional lah,” terang pria yang akrba disapa Heri Fosil itu.
Sementara itu, Oktavia Nur salah seorang pengunjung mengatakan, ia sangat mengapresiasi adanya kegiatan yang diadakan oleh pemuda Sambirejo ini. Pasalnya Festival Kitiran ini memang dapat mengedukasi anak-anak untuk lebih mengenal mainan tradisional. Di era sakarang ini memang sedikit banyak permainan tradisional yang terlupakan.
“Kemarin sama ibu dan adik yang kesana (festival kangen kitiran), bisa ngenalin adik dengan mainan tradisional sih. Karena sekarang memang banyakan pada pegang gadget,” kata dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks