fbpx
Connect with us

Sosial

Blusukan Air Ipar Presiden Jokowi Untuk Dukung Immawan Wahyudi

Diterbitkan

pada

BDG

Karangmojo,(pidjar.com)–Permasalahan sosial yang sampai sekarang belum terpecahkan di Kabupaten Gunungkidul adalah permasalahan air bersih. Menjadi sebuah ironi lantaran Gunungkidul sebanarnya memiliki potensi air yang cukup melimpah. Dampak dari langganan bencana kekeringan sendiri cukup besar dari sisi sosial maupun ekonomi. Kendala pengairan membuat sektor pertanian menjadi kurang optimal lantaran keterbatasan masa panen. Seperti diketahui, sebagian besar masyarakat Gunungkidul merupakan petani dengan karakter lahan mayoritas sawah tadah hujan.

Kendala pengairan sendiri dirasakan oleh masyarakat Gunungsari, Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo. Masyarakat setempat sendiri cukup gemas dengan kendala ini lantaran memiliki sumber air yang cukup besar dan sebenarnya sudah tergarap. Sumur bor yang berlokasi di Gunungsari sebenarnya sudah ada bertahun-tahun silam. Namun hingga saat ini, belum ada pemanfaatan yang optimal. Bahkan sumur bor Gunungsari saat ini mangkrak dan rusak sejak 4 bulan silam.

Angin segar didapatkan oleh masyarakat khususnya petani di Padukuhan Gunungsari berkaitan dengan optimalisasi fungsi sumur bor setempat. Pada kunjungannya hari Jumat (18/09/2020) kemarin, menjanjikan akan segera menindaklanjuti keluhan masyarakat. Tidak sekedar memperbaiki saja, namun Wahyu juga akan menyalurkan aliran air dari sumur bor Gunungsari ke rumah-rumah warga maupun perladangan.

Salah seorang tokoh masyarakat, Tugiyono menerangkan, sumur bor di wilayahnya ini dibangun sejak 7 tahun silam oleh Kementrian Kesehatan. Di lokasi ini, debit air sebenarnya sangat melimpah. Sayangnya, setelah pembangunan tersebut, sumur bor tidak bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar. Hal ini dikarenakan tidak adanya jaringan pipa yang menyambung ke rumah warga. Sehingga meski memiliki potensi air minum yang cukup besar namun masyarakat sendiri tidak dapat merasakan manfaatnya.

“Selama ini masyarakat sangat sedikit dalam memfungsikan sumur bor itu. Selain tidak adanya pipa jaringan juga karena masyarakat kemudian sudah tersasar layanan PDAM,” terang Tugiyono, yang merupakan Ketua RT setempat.

Adanya potensi sumber air yang melimpah itu membuat para masyarakat ingin memanfaatkan namun untuk sektor lainnya. Sebagai contohnya, masyarakat ingin menggunakan sumur bor ini untuk pengairan dan irigasi lahan pertanian. Akan tetapi, jika digunakan tanpa adanya koordinasi dan kesepakatan dengan pihak terkait, masyarakat sendiri takut jika menyalahi aturan.

Berita Lainnya  Hendak Merebus Air untuk Mandi, Seorang Lansia Meninggal Tersambar Api Tungku

“Jadi memang ada keinginan untuk menggunakan sumur bor itu untuk fungsi lain, tapi boleh atau tidaknya kami tidak tahu” imbuh dia.

Adapun menurut dia, sumur bor yang ada di wilayahnya itu akan jauh lebih bermanfaat manakala fungsinya berubah menjadi pengairan dan irigasi. Pasalnya, masyarakat sekitar mayoritas merupakan petani. Namun demikian sesuai dengan kondisi daerah, mereka hanya bisa panen hasil pertanian sebanyak 2 kali lantaran lahan yang ada kering dan hanya mengandalkan tadah hujan.

Jika pengairan dan irigasi yang kuat tersalur di wilayah ini, tentu dapat mengangkat potensi pertanian di Gunungsari. Harapannya, petani dapat memanen hasil pertanian paling tidak tiga kali setahun dengan ketersediaan air yang cukup.

“Kita selama ini kan hanya mengandalkan tadah hujan. Di mana hasil panen hanya padi satu kali kemudian 1 kali palawija. Kalau airnya cukup tentu kualitas dan kuantitas panen jauh lebih baik dan paling tidak 3 kali panen dalam satu tahunnya,” tambahnya.

Masalah sendiri semakin pelik lantaran sejak 4 bulan belakangan ini, sumur bor sama sekali tak bisa lagi difungsikan. Menurutnya, ada komponen alat listrik di sumur bor tersebut yang rusak. Warga sebenarnya sudah menelpon PLN untuk melakukan perbaikan namun demikian hingga saat ini belum ada tindak lanjut.

Berita Lainnya  Gerak Cepat DPD PDIP DIY Pasca Aksi Demo, Puluhan Satgas Dikumpulkan di Kantor DPC

Sementara itu, ditemui usai mengunjungi sumur bor Gunungsari, Wahyu Purwanto menyatakan akan segera melakukan tindak lanjut. Adik ipar Presiden Joko Widodo ini berjanji menerjunkan personel guna mengidentifikasi kerusakan yang terjadi. Nantinya juga akan dilaksanakan perbaikan agar sumur bor ini bisa kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Semoga bisa segera diberdayakan lagi untuk kepentingan masyarakat,” tutur dia.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan menjalin komunikasi dengan instansi-instansi terkait untuk menanyakan kemungkinan sumur bor ini bisa dimanfaatkan pada sektor pertanian. Menurut Wahyu, ini juga sangat penting agar kesejahteraan warga masyarakat meningkat. Dengan tercukupinya kebutuhan air, maka potensi pertanian akan bisa terangkat.

“Kita akan bangun nanti akses ke ladang-ladang warga,” beber Wahyu Purwanto.

Meski tak lagi mencalonkan diri sebagai Bupati Gunungkidul, namun pergerakan Wahyu Purwanto bersama relawan pendukungnya, Ponco Manggolo memang sangat terasa. Sejak beberapa waktu silam, Wahyu memang menegaskan akan terus berjuang bagi masyarakat Gunungkidul melalui sektor sosial. Namun begitu, ia tak menampik apabila sementara ini, gerakan sosial yang ia galang juga sekaligus gerakan politik dalam rangka pemenangan pasangan Immawan Wahyudi dan Martanty Soenar Dewi yang diusung oleh Partai NasDem. Hal ini menurut Wahyu wajar karena ia merupakan kader NasDem yang memiliki kewajiban untuk menjalankan perintah partai.

Berita Lainnya  Bakar Sampah di Siang Bolong, Kandang Sumarsini Hangus

“Saya yakin pak Immawan adalah yang terbaik, dan saya siap bekerja sama dengan beliau. Nanti berbarengan kita akses dana dari pemerintah pusat maupun CSR-CSR perusahaan-perusahaan nasional dalam rangka membangun Gunungkidul. Akselerasi waktu ini sangat penting,” tegas Wahyu di hadapan puluhan warga masyarakat.

Pernyataan Wahyu Purwanto sendiri langsung diamini oleh Calon Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi . Menurut Immawan yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Gunungkidul ini, sinergitas antara pemerintah kabupaten dan pusat maupun akses ke sumber-sumber dana lain menjadi sebuah hal yang mutlak. Dengan begitu, pembangunan bisa dilaksanakan secara optimal dan yang terpenting adalah cepat. Selama ini, anggaran Pemkab Gunungkidul memang sangat terbatas. Sebagian besar anggaran sendiri sudah habis untuk belanja pegawai dan kebutuhan operasional pemerintahan lainnya. Sementara dengan luasan wilayah yang sangat besar, tentunya ada banyak program yang harus dikebut.

“Saya yakin akan komitmen beliau dalam membangun Gunungkidul. Dengan akses yang dimiliki di Jakarta, insya Allah pembangunan di Gunungkidul akan semakin optimal dan kesejahteraan masyarakatnya bisa terangkat,” tutup Immawan. 

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler