Info Ringan
Bukannya Dibasmi, Ulat Berbulu Ini Justru Dipelihara Warga Singkil Untuk Dikonsumsi


Paliyan,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Siapa yang tak geli dengan ulat. Terlebih ulat dengan bulu yang menyelimuti hampir sebagian besar tubuhnya. Siapapun yang melihatnya akan takut terbirit-birit bahkan trauma. Namun di wilayah Paliyan, hama yang kerap dikenal dengan uler kipat ini justru dipelihara oleh warga setempat. Ulat Kipat ini nantinya ditunggu hingga berubah menjadi kemompong untuk kemudian dijadikan sebagai santapan.
Seperti yang dilakukan oleh Tukilah, warga Padukuhan Singkil, Desa Giring, Kecamatan Paliyan. Di kebun miliknya, ulat berwarna hitam dengan garis merah itu bukannya dimusnahkan tetapi justru dirawat dan dipelihara.
"Ya ini ditunggu dulu biar jadi kepompong nanti kalau sudah jadi kepompong kita panen untuk dijadikan lauk," kata Tukilah, Sabtu (31/03/2018).
Lebih lanjut dikatakan, ulat kipat ini biasanya hidup dan memangsa dedaunan yang ada di pohon jambu mete. Tak jarang juga ditemui ulat tersebut hidup di pohon alpukat.
"Tidak semua pohon dijadikan tempat tinggal ulat. Dia (ulat) memilih pohon yang daunnya subur," imbuh Tukilah.
Lebih kanjut dikatakannya, ulat tersebut biasanya akan mulai membalut tubuhnya dengan air liur untuk bermetamorfosis. Jika seluruh bagian sudah terbungkus, itu tandanya ulat sudah bisa dipanen.
Disinggung mengenai proses pemasakannya, jika ulat sudah menjadi kepompong dapat diolah mirip seperti mengolah belalang. Pertamanya, kepompong dipanen kemudian dibersihkan dari kotorannya.
Setelah itu, kemudian kepompong direndam dengan air panas hingga mati. Kemudian kepompong ulat kipang siap diolah menjadi kuliner yang nikmat. Rasanya yang gurih dan berdaging manis cocok untuk teman lauk sambal bawang.
"Biasanya dibacem pakai gula merah dan bawang merah. Terus kemudian digoreng," lanjut dia.
Ulat jenis kipat tersebut juga terlihat di kebun milik Samiyen yang juga warga Singkil. Ulat tersebut memang membuat takut orang yang kadang lewat di samping rumahnya.
Namun demikian tidak ada sedikitpun niatan untuk membasmi ulat itu. Sebab, masih dengan alasan yang sama, jika sudah jadi kepompong akan diambil untuk dikonsumsi.
"Kalau yang belum tahu ya banyak yang lari. Ini ulatnya banyak banget nanti kalau jadi kepompong juga bisa dimasak," tambah dia.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya