Sosial
Cerita Anggota Tim Pengubur Jenazah Standar Covid, Baru Sekali Pulang Sejak Ramadhan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Belakangan ini, sejumlah relawan penguburan jenazah begitu disibukkan sejumlah pemakaman yang secara prosedur harus menggunakan protap covid19. Dengan jenazah-jenazah yang berstatus sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP), berasal dari luar daerah, maupun yang meninggal mendadak, di tengah pandemi ini pemakaman harus dilakukan dengan standar khusus. Tak hanya membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadahi, juga diperlukan keahlian serta keberanian khusus dalam pemakamannya. Jika tidak mematuhi standar, bisa jadi para relawan ini berpotensi tertular virus infeksius ini.
Salah seorang relawan anggota TRC BPBD DIY, Endro Sambodo menceritakan pengalamannya menjadi relawan penguburan jenazah dengan standar covid19. Dalam prakteknya, salah satu yang terpenting adalah penggunaan APD. APD ini menjadi satu protokol penting dalam penanganan jenazah penyakit menular.
“Saya menyebut jenazah infeksi atau menular, bisa dari penyakit apa saja tidak hanya covid19,” ucapnya, Jumat (01/02/2020) kemarin.
Dikatakannya, meskipun belum tentu akibat covid, namun jenazah tersebut sebelum meninggal memiliki gejala serupa atau kiriman dari luar daerah. Terlebih di masa pandemi seperti saat ini.
“Hari ini kita berdiskusi dengan relawan di Gunungkidul, bagaimana kita menangani, pra, penanganan sampai pasca setelah penguburan,” jelas Endro.







Ia menceritakan pengalamannya selama lebih dari sebulan terakhir. Terdapat belasan jenazah yang dilakukan penguburan dengan protokol pemakaman Covid19. Sesaat setelah rumah sakit berkomunikasi dengan para relawan dan liang lahat siap, para relawan kemudian melakukan penjemputan jenazah ke rumah sakit. Tahap awal, harus dipastikan apabila jenazah yang dimasukkan dalam peti telah aman.
“Dengan protokol ketat ini, masyarakat tidak perlu takut apalagi menolak,” jelas Endro.
Sebagai relawan yang belasan kali bersinggungan dengan jenazah yang dilakukan penguburan dengan protap lengkap, tentu ada hal yang ia korbankan. Salah satunya adalah waktu untuk bertemu keluarga. Ia mengaku, hingga delapan hari Ramadhan ini, ia baru sekali pulang ke rumah.
“Kalau pulang harus mandi dan ganti baju, setelah sampai rumah ya sama ganti dan mandi,” bebernya.
Salah satu pengalaman yang cukup mendebarkan adalah ketika pihaknya ditugaskan untuk menjemput para pelaut. Lantaran belum ada info yang jelas, hal tersebut langsung memicu kekhawatiran terutama dari sang istri.
“Saat itu memang belum ada info jelas, untungnya semua lancar,” imbuh Endro.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi menuturkan, pengalaman penanganan memang cukup penting dibagikan. Menurutnya masyarakat juga harus mengetahui jika jenazah yang dikubur menggunakan protap lengkap itu sudah aman, dan tidak perlu ada perdebatan lagi.
“Waktu darurat, jangan digunakan penanganan biasa,” tandas Immawan.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks