Sosial
Cerita Mantan Wakapolsek Playen Pimpin Pasukan Hadapi Hujan Batu dan Molotov Dalam Aksi Demo Rusuh Jakarta






Jogja,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Aksi demonstrasi mahasiswa yang terjadi beberapa waktu lalu membawa cerita berkesan bagi Danki Sipasdal Subdit Dalmas DIT Samapta Polda DIY, Iptu Teguh Dwi Santosa SH, S.Kep, MM. Mantan Wakapolsek Playen ini memang ditunjuk menjadi komandan 1 Satuan Setingkat Kompi Sabhara Polda DIY yang diperbantukan ke Jakarta untuk mengamankan aksi demonstrasi tersebut. Dalam pengamanan tersebut, Teguh sendiri sempat berada di garis depan pengamanan dalam aksi demonstrasi yang berujung rusuh tersebut.
Kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Teguh menuturkan, sejak eskalasi keamanan di Jakarta meningkat pasca aksi protes mahasiswa dan warga terkait pengesahan dan pembahasan RUU KPK dan RUU KUHP, pihaknya menerima perintah untuk ikut mengamankan aksi demonstrasi di Jakarta. Sebanyak 100 orang personel dari Sat Sabhara Polda DIY kemudian dikirim.
“Kebetulan saya sendiri yang memimpin sebagai Danki BKO Polda Metro Jaya,” tutur Teguh, Senin (07/10/2019) siang.
Sebagaimana diketahui dan diberitakan di sejumlah media elektronik maupun cetak, aksi penolakan ini kemudian berujung pada rusuh di sejumlah titik. Teguh sendiri menceritakan, pihaknya sempat beberapa waktu di garis depan pengamanan. Alhasil, hujan batu, kayu hingga molotov harus diterima oleh personel pengamanan.
“Saat chaos tersebut, kami mendapatkan tugas pengamanan di seputaran Slipi. Kebetulan di sana menjadi salah satu titik kerusuhan yang terjadi,” terang dia.








Mantan Wakapolsek Playen, Iptu Teguh (tengah) saat mengamankan aksi demonstrasi di gedung DPR RI beberapa waktu lalu
Suasana menegangkan dan melelahkan harus dihadapi oleh pasukan yang dipimpinnya. Bagaimana tidak, personel pengamanan mulai stand by pada pukul 08.00 WIB sedangkan situasi baru kondusif pada pukul 03.00 WIB subuh. Meski ada pergantian pasukan di garis depan, namun pasukan pengamanan sendiri memang harus stand by di lokasi guna mengantisipasi jika situasi memburuk.
“Dari pasukan yang saya pimpin ini, alhamdulilah tidak ada yang mengalami luka berarti,” paparnya.
Yang menarik, dalam pengamanan demo rusuh ini, selain harus berhadapan dengan demonstran, para personel keamanan termasuk dirinya juga harus menghadapi “teror” dari keluarganya. Tak henti-hentinya, sang istri maupun anaknya terus menghubungi untuk menanyakan keadaannya. Tak ingin anak istrinya cemas, Teguh terpaksa untuk membohongi mereka. Kepada anak dan istrinya, ia tidak pernah menceritakan situasi sebenarnya yang terjadi.
“Kita ceritakan saja pengalaman yang enak-enak. Kalau nanti mereka khawatir dan panik, kita malah jadi kepikiran, apalagi kan jauh dari rumah,” imbuh Teguh.
Meski aksi demonstrasi telah mereda, namun untuk sementara, Teguh bersama pasukannya masih terus berada di Jakarta hingga akhir Oktober nanti. Menurutnya, saat ini sendiri situasi di Jakarta telah kondusif. Namun demikian, pihaknya tetap mempersiapkan pasukan agar selalu siap siaga manakala tugas memanggil.
“Semoga saja situasi tetap kondusif. Yang jelas kita siap menjalankan tugas pengamanan,” tutupnya.