fbpx
Connect with us

Sosial

Ciptakan Benang Berkualitas Mewah, Budidaya Ulat Sutra Dinilai Menjanjikan

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar.com)–Budidaya ulat murbei banyak dilirik banyak orang mengingat peluang yang dihasilkan cukup menjanjikan. Ulat murbei sendiri merupakan ngengat yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Sebab ulat tersebut mampu menghasilkan serat atau benang sutra yang sangat halus.

Hanya ulat sutra yang memakan daun murbei lah yang dapat menghasilkan serat tipis, halus, lembut dan berkilau. Tak heran jika harga jual kain sutra pun sangat mahal, tidak hanya dari kualitas bahan dasarnya, namun juga proses pembuatan kain sutra yang panjang dan rumit.

Telur ngengat sutra membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas. Ulatnya membentuk kepompong sutra mentah, yang setelah dipintal bisa menghasilkan benang sutra sepanjang 300 hingga 900 meter per kepompong. Seratnya berdiameter sekitar 10 mikrometer.

Berita Lainnya  Klaster Hajatan dan Terima Tamu Luar Daerah, Puluhan Warga Panggang Terpapar Corona

Sebagaimana umumnya larva/ulat, ulat sutra sangat rakus makan sepanjang siang dan malam sehingga tumbuh dengan cepat. Apabila warna kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti kulit/cangkang. Dalam hidupnya, ulat sutra mengalami empat kali ganti kulit, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda akan segera membungkus diri dengan kepompong.

Sebelum ulat sutra menjadi matang dan keluar dari kepompongnya (kepompong digigiti hingga rusak dan tidak bernilai ekonomi), kepompong tersebut kemudian direbus untuk membunuh ulat sutra dan memudahkan penguraian seratnya. Adapun kupu-kupu dewasa yang dipelihara untuk bibit ulat sutra tidak bisa terbang.

Kepala Desa Banyusoca, Sutiyino mengatakan bahwa petani yang ada di wilayahnya mulai berfikir luas untuk meningkatkan penghasilan keluar dari hasil pertanian palawija. Melihat potensi yang dihasilkan budidaya ulat sutra yang menguntungkan, pihaknya tahun ini berencana untuk mengembangkannya.

Berita Lainnya  Dipercaya Masyarakat Bisa Tangkal Virus Corona, Pedagang Empon-empon Kewalahan Diserbu Pembeli

"Kita sediakan lahan seluas 7 hektar untuk persediaan pakan ulat sutra," kata Sutiyoni, Minggu (11/02/2018).

Ditambahkannya, saat ini pihaknya sedang berada pada tahap pembentukan kelembagaan. Meskipun belum bisa produksi sutra namun Banyusoca saat ini menjadi suplier pakan ulat di wilayah Kabupaten Bantul.

"Saat ini kita mengirim pakan ke wilayah Mangunan. Di sana sudah mulai produksi," imbuh dia.

Ditambahkannya, pihaknya saat ini telah melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para petani yang ada di wilayahnya. Nantinya, selain untuk budidaya, Desa Banyusoca nantinya akan dijadikan wisata edukasi.

"Kita sudah ada petani lebah. Ditambah ulat sutra itu. Kita akan kembangkan sebagai wisata edukasi untuk para pelajar ataupun umum," pungkas dia.

Berita Lainnya  Pupuk Kerukunan, TNI Ajak Warga Banaran Bersih-bersih Semua Jenis Tempat Ibadah

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler