bisnis
Mengenal Bripka Mantoro, Bhabinkamtibmas yang Aktif Dampingi Warganya Budidaya Lele Organik




Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Aktivitas kandang milik Mantoro (44), Senin (06/12/2020) pagi ini cukup sibuk. Ketika masuk, terdapat lima pekerjanya lalu lalang. Ada yang sedang mengambil pupuk organik, ada yang memberi makan ayam petelur menggunakan magot, ada yang sibuk memberi makan lele menggunakan magot ada pula yang tengah menguraikan ayam tiren agar dimakan oleh magot. Tak hanya itu, ada juga yang tengah menyiapkan lalat hitam sebagai pengurai sampah yang nantinya telur dari lalat tersebut menetas menjadi baby magot.
Aroma dari kandang ini begitu tak sedap. Ada beberapa kotak untuk budidaya magot, sebuah wadah cukup besar dan tertutup untuk budidaya lalat hitam, kandang ayam dan juga 23 kolam lele bioflok. Semuanya Mantoro kemas menjadi hewan dengan pakan organik. Sehingga dengan modal sedikit ia mampu menciptakan bahan pangan yang berkualitas.
Siapa sangka, pengembangan lahan seluas 500 meter miliknya tersebut membukakan rejeki bagi warga di Padukuhan Banaran V, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen. Polisi bertubuh tambun berpangkat Bripka juga kini menjadi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen. Di sela-sela kesibukannya, ia selalu memutar otak agar menciptakan produk dengan kemasan organik, meskipun ia sadar betul bahan yang ia kembangkan sekilas terlihat menjijikkan.
Dalam lubuk hatinya, ia juga memiliki cita-cita hendak mengajak warga dampingannya agar mampu memanfaatkan sisi lain dari magot. Hewan yang terlihat menggelikan namun kaya akan manfaat.
“Awal saya melirik pengembangan magot untuk pakan ternak itu setelah tahun 2012 dimana saya dipindah ke Polres Gunungkidul dan ditugaskan ke Polsek Paliyan, saya tertarik pengen belajar pakan organik, saya cek lewat youtube dan google,” papar warga Padukuhan Banaran III (03/12), Banaran, Playen ini.




Baru kemudian di Padukuhan Banaran V, ia melihat ada warga yang hendak menyewakan lahannya. Ia lantas bergegas menyewa lahan dengan jangka waktu 20 tahun dengan nilai Rp. 20juta.
“Saya coba kerjasama dengan PT, mulai untuk ternak ayam petelur. Kotorannya kami campur magot, biar mengurai disitu, kualitas pupuknya ternyata cukup bagus,” urai dia.
Pupuknya pun menjadi primadona masyarakat sekitar. Bahkan sampai sekarang banyak sekali warga yang mengantre untuk mendapatkan pupuk.
“Lumayan satu karung sekitar Rp 15 ribu, memang kualitasnya bagus, begitu ditaburkan kena air, tanaman lebih subur,” kata Mantoro.
Ia lantas berinisiatif belajar mengenai budidaya lele organik. Lele ia letakkan dengan media biofolk. Dengan model air yang terus mengalir dengan tersambung antara pipa satu dan pipa lainnya. Lele yang biasanya cukup boros jika dipakan dengan pelet, ia pakan menggunakan magot.
“Padahal lepas pasar sekilo isi tuju sampai delapan dengan harga Rp 18 ribu. Saya sekarang satu minggu lepas satu kwintal lele, padahal bisa dikatakan modal budidaya lele 0 rupiah,” papar dia.
Magot ia campur dengan rumput azolla ternyata memiliki segudang keunggulan. Selain bisa hemat cost anggaran pakan, lelenya juga memiliki kandungan protein lebih tinggi.
“Begitu dengan ayam telur yang saya ternak, kalau pagi makananya dari PT, masuk sore saya kasih magot. Hasilnya kualitas cangkang telur lebih kuat, kandungan omeganya juga lebih tinggi,” jelas Mantoro.
Kini, dari kesuksesannya membudidayakan peternakan organik, ia mampu meraih kocek hingga puluhan juta per bulannya. Namun ia sendiri akan terus mengembangkan kesuksesannya agar mampu menjadi cikal bakal kesuksesan lain di wilayah Kalurahan Ngleri sebagai tempat ia mengabdi.
“Kami masterplankan di Padukuhan Ngleri Wetan, ada satu dua warga yang sudah mulai mengembangkan lele organik, hasilnya pun sudah dinikmati,” tukas dia.
Ia berharap, apa yang telah dilaluinya ini menjadi inspirasi banyak pihak. Melihat lalat dan magot dari sudut berbeda karena tingginya manfaat untuk hewan ternak dan juga tanaman.
“Harapannya kedepan mereka yang mau merintis usaha dengan modal minim bisa mengadopsi langkah saya,” pungkas Mantoro dengan senyum tipis.
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
BKPPD Gunungkidul Kembali Dalami Dugaan Perselingkuhan ASN
-
Sosial1 hari yang lalu
Bupati Gunungkidul Dikukuhan Sebagai Ketua Pengurus Daerah Keluarga Organisasi Tarung Derajat
-
Sosial1 minggu yang lalu
43 Tahun Berdayakan UMKM Gunungkidul, Koperasi Marsudi Mulyo Terus Berinovasi
-
Pemerintahan3 hari yang lalu
Terkendala Aturan, Proses PAW 3 Lurah di Gunungkidul Belum Bisa Dilakukan
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Dibalut Horor, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Sahabat Sejati
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Pecat 2 ASN Yang Terlibat Skandal Asusila
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Sosial2 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Aliansi Jaga Demokrasi Bersama BEM DIY Demo Tuntut Adili Jokowi