fbpx
Connect with us

Peristiwa

Dalam Sehari, Dua Titik Kebakaran Lahan di Nglipar

Diterbitkan

pada

BDG

Nglipar,(pidjar.com)– Dua lahan di Kalurahan Kedungkeris dan Katongan, Kapanewon Nglipar dilaporkan terjadi kebakaran pada Kamis (07/09/2023) siang. Penyebabnya diduga ialah kecerobohan manusia yang membersihkan rerumputan dengan cara dibakar. Kejadian ini menambah rentetan kebakaran hutan di Gunungkidul dalam beberapa waktu terakhir. Meski terus berulang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Gunungkidul belum mewacanakan pemberian sanksi terhadap pelaku pembakaran.

Kepala UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul, Handoko, menyebut jika kejadian kebakaran lahan di Gunungkidul dalam beberapa hari terakhir cukup sering terjadi. Setidaknya dalam satu minggu terakhir tercatat sudah terjadi tujuh kali kebakaran lahan di sejumlah titik di Gunungkidul. Semua kebakaran lahan yang terjadi dikatakannya penyebabnya hampir sama, yaitu karena kebiasaan masyarakat yang ingin membersihkan rerumputan dengan cara dibakar.

Berita Lainnya  Penyakit Kambuh Saat Berladang, Bambang Ditemukan Meninggal Dunia di Alas Meneng

“Intensitas kebakaran lahan beberapa hari ini memang sering terjadi, ini menjadi fokus untuk kita tangani,” ungkapnya.

Terbaru, disebutnya pada hari ini, Kamis (07/09/2023) pihaknya mendapatkan adanya dua kejadian kebakaran lahan yang terjadi di Kapanewon Nglipar. Masing-masing berada di Kalurahan Kedungkeris dan Kalurahan Katongan. Adapun kejadian kebakaran di Kalurahan Kedungkeris dilaporkan terjadi pada pukul 11.00 WIB yang berlokasi di Padukuhan Sendowo Kidul dengan area kebakaran sekitar dua hektare.

Lebih lanjut, ditambahkannya pada waktu yang bersamaan juga terjadi kebakaran di Padukuhan Kepuhsari, Kalurahan Katongan dengan area kebakaran sekitar satu hektare.

“Rata-rata area luas kebakaran lahan beberapa hari terakhir itu sekitar satu sampai dua hektare,” ujarnya.

Berita Lainnya  Bagi Sembako dan Semprot Disinfektan Untuk Ribuan Warga, Anggota DPRD Ini Rela Jual 2 Mobilnya

Mayoritas penyebab kebakaran diduga karena ulah manusia yang membersihkan rerumputan dengan cara dibakar lalu ditinggal begitu saja. Menurutnya, ketika pembersihan lahan dilakukan dengan cara dibakar maka harus dipantau setiap waktu untuk menghindari meluasnya area yang terbakar.

Terlebih ketika lahan yang dibakar tersebut dekat dengan permukiman yang dapat membahayakan warga lainnya.

Kebiasaan masyarakat tersebut menurutnya sebagai tantangan untuk memberikan edukasi agar tidak meninggalkan area lahan yang dibakar. Meski demikian pihaknya lebih memilih untuk melakukan pendekatan dengan edukasi daripada sanksi meskipun banyak kasus kebakaran lahan yang terjadi.

“Nah ini juga jadi tantangan bagi kami, karena bakar-bakar seperti ini sudah dianggap biasa untuk pembersihan. Ya kami lebih memilih pendekatan dengan edukasi, melakukan sosialisasi lewat media apapun termasuk radio,” tandasnya.

Berita Lainnya  Tebing Longsor Nyaris Timbun Rumah Warga

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler