Pemerintahan
Dana Bantuan Pihak Ketiga Menipis, BPBD Hanya Bisa Dropping 2 Tangki Air Per Hari






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mengajukan draf kenaikan status darurat kekeringan kepada Bupati Gunungkidul. Langkah ini akhirnya dilakukan lantaran hingga awal Desember 2019, hujan belum turun secara merata. Selain itu, anggaran untuk penanggulangan kekeringan telah habis sejak beberapa waktu lalu.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, atas pertimbangan belum meratanya hujan serta intensitas hujan yang masih rendah, pihaknya telah mengajukan draf kenaikan status darurat kekeringan kepada pemerintah. Namun menurutnya, dengan kondisi yang saat ini telah memasuki akhir tahun, untuk penganggarannya diperkirakan akan cukup menyulitkan.
“Kami mengirimkan draf kenaikan status darurat kekeringan. Namun nantinya tergantung kebijakan pimpinan seperti apa,” kata dia, Kamis (05/12/2019).
Edy menjelaskan, hal itu juga dilakukan lantaran anggaran penanggulangan kekeringan yang dimiliki BPBD Gunungkidul telah habis. Saat ini, pihaknya juga hanya mengandalkan bantuan dari pihak ketiga yang masih memberikan dropping air ke sejumlah wilayah.
“Anggaran kita sudah habis to, sekarang kita hanya mengandalkan bantuan dari pihak ketiga untuk dropping air ini,” kata Edy.







Meski mendapat bantuan dari pihak ketiga, namun hal itu dirasa tidak mampu menutup jumlah warga yang membutuhkan air. Pasalnya, dengan dana bantuan yang tersisa, dalam tiga hari ke depan, hanya mampu membiayai distribusi dua tangki air setiap harinya.
“Sampai dengan saat ini ada 143.398 jiwa yang tersebar di 16 kecamatan yang terdampak kekeringan. Jika ada bantuan pihak ketiga itu tentu saja tidak cukup,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Gunungkidul, Drajat Ruswandono mengatakan, untuk tahun 2020 pemerintah tidak akan mengandalkan dropping air untuk mengatasi sulitnya air bersih saat musim kemarau. Pihaknya berencana melakukan riset untuk mencari aliran sungai bawah tanah untuk kemudian dimanfaatkan masyarakat.
“Kami akan melakukan riset untuk mencari aliran sungai bawah tanah, sungai tersebut rencananya akan dibendung. Lalu setalah dibendung air akan naik ke permukaan tinggal kita mencari dimana rembesan air dan di lokasi tersebut nanti akan dilakukan pengeboran,” ucap Drajat.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pemetaan air bawah tanah untuk mengetahui aliran sungainya. Selama ini hanya diketahui masuk dan keluarnya sedangkan pola dimana mengalirnya belum dapat diketahui.
“Saya dulu pernah menghitung saat di pertambangan kita petakan semua potensi air bersih di DIY kita sebenarnya tidak kalah dengan Kulonprogo tetapi yang menjadi masalah potensi air di Gunungkidul berada di bawah tanah,” pungkasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter