Connect with us

Sosial

Dewan Sumber Daya Air Nasional Nilai Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Gagal Atasi Kekeringan

Diterbitkan

pada

BDG

Jogja,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Terus berulangnya bencana kekeringan di Gunungkidul menjadi persoalan yang tragis. Di satu sisi, air menjadi kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia, namun di sisi lain, negara gagal dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Menjadi semakin memprihatinkan lantaran persoalan ini sudah terjadi selama puluhan tahun. Hingga saat ini, masih ada ratusan ribu warga Gunungkidul yang terdampak bencana kekeringan manakala musim kemarau tiba. Tentu hal ini menunjukan bahwa Pemerintah Gunungkidul gagal dalam mengatasi kekeringan.

Menurut anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional, Prof Dr Is Otto SR Ongkosongo BE, persoalan kekeringan ini terus muncul karena pemerintah maupun warga Gunungkidul tidak bisa menampung atau mengelola air. Pengelolaan air menurutnya harus mempertimbangkan dari aspek alami seberapa, kemungkinan dikelola bagaimana dan di mana serta seberapa besar kebutuhan air bersih sebenarnya.

Berita Lainnya  Selangkah IKG Emas dan Himbauan Kepada Warga Gunungkidul Untuk Tak Lagi Merantau

Sebenarnya, lanjut dia, cukup mudah untuk melakukan kajian terkait air di Gunungkidul . Namun begitu, Pemerintah Kabupaten harus bisa melakukan kerjasama dengan universitas-universitas. Di mana program survei tersebut dijadikan sebagai program sarjana atau program S2 atau program S3 untuk masalah yang dihadapi di suatu wilayah.

Sparsialnya bisa dilakukan dengan meminta langsung ke universitas untuk melakukab survei agar kalangan universitas juga langsung melakukan ilmu terapan yang diminta oleh masyarakat dalam menghadapi masalah yang dihadapinya dalam kaitan dengan satu aspek tertentu.

“Jadi harus ada kajian yang cukup,” tutur Otto di sela seminar nasional pengelolaan SDAir, beberapa waktu silam.

Ongko menambahkan, survei tersebut sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan kekeringan. Menurutnya, program pemerintah untuk mengatasi kekeringan masih mengalami kegagalan. Indikator kegagalan itu di antaranya masih banyak tanah gundul.

Berita Lainnya  Kunjungi Klinik Perawat Yang Diduga Sebabkan Abses, Camat Tanjungsari: Sudah Diselesaikan Kekeluargaan

“Gambarnya aja banyak kekeringan berarti kita curah hujannya berapa. Apakah udara kering atau bisa menampung air untuk digunakan,”terangnya.

Sebenarnya lintas daerah juga bisa meminta bantuan kepada Badan Geologi guna mengkaji sebenarnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ini itu airnya dari mana sumbernya. Karena di wilayah Gunungkidul ada berapa macam mata air di antaranya mata air di antaranya air kali, air bor, air pompa, air tanah ataupun air goa dan juga air resapan.

Menurutnya, air yang merupakan dasar kehidupan itu harus dipenuhi dulu. Kemudian untuk bisa hidup harus ada pendapatan sehingga alternatif income regeneration harus dikembangkan.

“Alternatif income regeneration adalah melalui berbagai macam kegiatan alternatif yang bisa menghasilkan duit, menghasilkan manfaat,”terangnya.

Untuk menghasilkan uang itu tidak harus langsung berbentuk uang melainkan bisa berbentuk hijaunya pohon, sehingga nyaman ditinggali dan sebagainya. Keberadaan pohon itu juga bisa akhirnya membuat air tertahan dan tidak langsung menggelontor dari hulu ke hilir.

Berita Lainnya  Keluhan Masyarakat ke Pemkab Didominasi Kondisi Jalan Yang Memprihatinkan

Ia menambahkan Geopark Gunung Sewu sebenarnya sangat potensial secara multidimensi, terutama untuk pemberdayaan masyarakat. Otto mengatakan kegiatan yang memberdayakan mereka sendiri karena menghasilkan uang atau menghasilkan kegiatan atau merawat lingkungan.

Sehingga nanti akibatnya akan memberikan manfaat bagi mereka sendiri dan lingkungan hidupnya. Pemerintah bisa memberikan multiplier effect pada masyarakat dan lingkungan serta daya dukung dan daya tampung.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler