fbpx
Connect with us

Budaya

Di Balik Geliat Batik Lokal Khas Gunungkidul Yang Mulai Berkembang Pesat

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Batik tulis maupun batik cap khas Gunungkidul beberapa waktu belakangan ini memang memiliki perkembangan yang sangat menggembirakan. Baik khas yang digadang-gadang akan menjadi ikon Gunungkidul semakin eksis keberadaannya. Masyarakat sendiri juga sudah mulai sadar mengenai pelestarian aset daerah yang jika dikembangkan memiliki potensi luar biasa ini. Beberapa daerah mulai menggali potensi atau ciri khasnya untuk kemudian dituangkan dalam motif-motif batik yang semakin beragam. Di bawah naungan Kampung Batik Manding Siberkreasi, beberapa desa di Gunungkidul juga mulai menekuni pemberdayaan masyarakat di bidang ini.

Ketua Kampung Batik Manding Siberkreasi, Guntur Susilo menjelaskan, berdasarkan pengalamannya, potensi masing-masing daerah di Gunungkidul memang sangat beragam. Hanya saja, kemampuan dan keinginan dari masyarakatnya lah yang harus diolah agar bisa menuangkan potensi itu dalam bentuk kreasi batik. Selain di Desa Kepek, ia juga melakukan pembinaan pada di sejumlah desa lainnya.

Seperti misalmya di Desa Jelok dikembangkan motif Doksinuwun, Khas Wonopawiro di desa lain. Selo Gupito hingga Manggleng di Kecamatan Girisubo telah di kembangkan motif batik yang sebenarnya ada maknanya. Motif yang ia kembangkan di daerah-daerah itu memiliki arti di mana menceritakan kondisi wilayah atau pun potensi dan ciri khas yang dimiliki.

Berita Lainnya  Syawalan Trah Rekatkan Balung Pisah

“Kami ingin ada yang berbeda, kalau semacam ini kan kreatifitas pembatik pasti harus jalan. Ada ciri khas tersendiri dan kualitas benar-benar diutamakan,” kata Guntur Susilo, Sabtu (29/12/2018).

Ia membidik pula daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata maupun daerah yang sekiranya berpotensi untuk mengembangkan usaha seperti ini. Sehingga perputaran ekonomi dapat dirasakan oleh masyarakat. Di sisi lain juga dapat mendongkrak produk dari Gunungkidul.

“Ada lebih dari tiga desa yang sudah menjadi binaan Kampung Batik Manding Siberkreasi. Kalau di Wonosari khususnya lingkup kami ada 15 konter yang telah berdiri,” tambah dia.

Konsep pengembangan usaha atau pemberdayaan yang diterapkan di daerah binaan tentu berbeda. Akan tetapi konsepnya sama, para pengunjung yang datang ke rumah produksi dapat berbelanja sembari mengenal motif batik dan cerita yang ada. Selain itu, menjadi lebih menarik karena pengunjung juga bisa belajar mengenai cara membatik dan mencampur warna hingga proses akhir.

Berita Lainnya  Jelang Panen Raya Ikan, Nelayan Baron Larung Gunungan ke Tengah Lautan

Tak hanya satu dua dari lokal daerah saja yang tinggal dan belajar membatik di Kepek khususnya di rumah produksi Kampung Batik Manding Siberkreasi melainkan juga dari luar daerah bahkan hingga luar negeri. Pasar batik sendiri menurut Guntur sangat besar lantaran pemasarannya menggunakan media sosial.

“Ya kalau ingin dapat kualitas bagus datang ke konter. Jadi tidak kaget dengan harga yang ada. Ini sudah mulai kok pembeli datang ke sini,” tambahnya.

Satu lembar kain batik cap produksi Kampung Batik Manding Siberkreasi dan binaannya dihargai sekitar 135 ribu, sementara untuk batik tulis mencapai 400 ribu hingga jutaan rupiah. Tergantung motif maupun tingkat kesulitan dalam melakukan pembuatan.

“Kalau untuk kendala adalah semangat masyarakat yang kurang dalam mengenal dan memahami batik. Bidikan kami adalah kaum muda, baik yang produksi karena kreatifitas mereka maupun pembelinya karena mengikuti perkembangan jaman,” tambah dia.

Sementara itu, tokoh masyarakat Gunungkidul, Mayor Chb Sumaryanta mengapresiasi kreatifitas para pelaku batik di Gunungkidul. Khususnya ibu-ibu dan para masyarakat yang mulai menggeluti dunia batik. Ia secara pribadi tentu sangat kagum dengan batik khususnya dari Gunungkidul. Pasalnya batik produksi Gunungkidul saat ini sudah mulai merambah ke tingkat nasional maupun luar negeri.

Berita Lainnya  Gelontoran Dana dan Program Dari Pemerintah Untuk Lestarikan Macapat Yang Terus Tersingkir Oleh Perkembangan Jaman

“Semangat para produsen perlu dipupuk, perlu ada perhatian yang lebih agar Gunungkidul semakin memiliki nama di balik batik yang kembali dilestarikan,” ucap dia.

Menurut Sunaryanta, keinginan terbesarnya yang diharapkan bisa segera diwujudkan adalah untuk menggelar suatu even untuk memamerkan batik produksi Gunungkidul. Sehingga selain pariwisata juga ada potensi lain yang mejadi unggulan masyarakat daerah Gunungkidul. Dalam kunjungannya ke Kampung Batik Manding Siberkreasi, Ketua Umum Pengcab PBVSI Gunungkidul itu juga didapuk sebagai tokoh dalam pengembangan batik di Gunungkidul.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler