Sosial
Di Balik Perak Voli Pantai Asian Games 2018, Ada Pelatih Asal Gunungkidul Yang Rela Nglaju Ratusan Kilometer Per Hari
Paliyan,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Tak hanya Trianto Budi Santosa dan Bayu Prasetyo putra Gunungkidul yang ikut berkontribusi langsung dalam ajang Asian Games 2018 yang baru saja usai. Ternyata ada satu lagi pemuda asal Padukuhan Singkil, Desa Giring, Kecamatan Paliyan yang juga berperan sangat besar dalam sumbangan medali Indonesia, yaitu Ivan Budi Aji (27). Ivan, begitu ia kerap disapa, menjadi pelatih fisik yang menjadi sutradara di balik kebugaran tim voli pasir yang akhirnya bisa memperoleh medali perak dan perunggu.
Diceritakan Ivan kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, ia ditunjuk untuk menangani fisik para atlet Voli Pantai sejak Januari 2018. Mulai saat itulah ia menggembleng para atlet Indonesia yang dipersiapkan menuju Asian Games. Para atlet voli pantai tersebut langsung digembleng dengan porsi latihan keras. Praktis dalam sehari, mereka harus melahap porsi latihan fisik dari Ivan sebanyak 2 kali sehari. Dalam seminggu, para atlet tersebut juga harus berlatih sebanyak 6 hari, hanya hari Kamis saja para atlet tersebut bisa beristirahat dari latihan fisik.
Dengan latihan berat semacam itu, kondisi fisik para atlet memang sangat prima ketika bertanding. Bahkan tim putra Voli Pantai, akhirnya berhasil menembus babak final.
“Tapi sayang, kita memang kalah pengalaman dari Qatar sehingga anak-anak harus puas dengan medali perak,” ujar Ivan, Senin (03/09/2018) siang.
Ia melanjutkan bahwa di balik stamina prima para atlet bola voli pantai tersebut, ada perjuangan tak kenal lelah yang harus ia tempuh. Setiap harinya, Ivan harus menempuh perjalanan dari Jogja atau Gunungkidul yang merupakan tempatnya berdomisili, menuju Solo yang menjadi training centre tim Voli Pantai Indonesia. Meski mengaku cukup lelah dengan rutinitas tersebut, namun ia menyebut bahwa hal tersebut sudah menjadi tanggung jawabnya. Kondisi fisik atlet adalah segalanya untuk dia. Bolak-balik Jogja-Solo tersebut harus ia lakukan selama beberapa bulan sebelum akhirnya pada Juli 2018, TC mulai dipindahkan ke Palembang dan ia bergabung bersama tim.
“Ya cukup jauh dan harus tiap hari nglaju, tapi saya seneng melihat perkembangan fisik para atlet, apalagi sampai dapat medali meski belum emas,” urainya.
Sebelum menjadi pelatih fisik, Ivan mengawali karir sebagai atlet lari pada tahun 2006. Di usia yang masih muda kala itu, dirinya menjadi pelari yang disegani lawan-lawannya. Sejumlah torehan prestasi pun ia catat baik dalam ajang lokal, nasional maupun internasional. Seperti saat mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) nomor 5000 meter ia memperoleh juara 2. Setelah itu pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2009 dinomor yang sama ia mampu menjadi yang terdepan. Selain itu pada ajang Jatim Open ia memperoleh medali perunggu di nomor 3000 meter stepleechase.
Perjalanan karir Ivan yang cukup gemilang membawanya duduk di bangku perkulihan UNY. Disana ia mendalami ilmu kepelatihan. Bersamaan dengan itu, ia mencoba menjadi pelatih atletik dengana alasan dorongan untuk membawa juniornya di UNY agar berprestasi.
"Sampai akhirnya awal 2016 benar-benar full untuk ngelatih atletik dan sekaligus waktu itu mulai merambah ke strength and conditioning dengan alasan banyak beberapa teman-teman yang sering meminta bantuan untuk ngelatih fisik," kata Ivan.
Pada 2016, Ivan ditunjuk menjadi pelatih fisik PON Panjat Tebing DIY. Lantaran prestasi yang cukup gemilang, Tim Nasional Voli Pasir memberikan kepercayaan untuk melatih fisik guna persiapaan Asian Games 2018.
"November 2017 ada tawaran timnas panjat tebing untuk menjadi pelatih fisik panjat tebing ,namun saat itu ada pertimbangan dari pihak timnas panjat tebing , sehingga belum bisa join dengan tim. Baru pada awal Januari 2018 saya diminta membantu melatih fisik pemain (voli pasir)," ujar dia.
Ivan Menyoroti Permasalahan Pembinaan Atletik di Gunungkidul
Pembinaan atletik di Gunungkidul menurutnya terus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Namun kadang sering terjadi miss komunikasi antar pelatih yang menjadi penghambat perkembangan atlet.
"Semisal dari atlet junior mau menuju ke senior kadang komunikasi pelatih sebelumnya ke pelatih yang baru harus lebih intens sehingga ke depannya mau dibawa ke arah mana atlet itu bisa jelas sehingga dalam penyusunan program latihnya dan lainnya bisa lebih baik," kata Ivan.
Ia menyebut, permasalahan itu menjadi hal sangat penting dan berpengaruh terhadap nasib karir atlet. Ia berharap, para pelatih yang ada harus saling berkomunikasi sesering mungkin untuk Gunungkidul lebih maju.
"Sehingga berefek terhadap nasib si atlet yg biasanya malah bingung program mana yang akan dijalankan," ujar dia.
Ivan mengajak para atlet, terutama yang berusia muda untuk giat berlatih. Ia menyebut salah satu resep penyemangat dalam hidupnya adalah orang-orang terdekat dalam hidupnya.
"Teruslah berkarya berlatih sungguh-sungguh jadilah kebanggaan orang terdekat yang selama ini memberi support terbaik untuk kalian," pungkas dia.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials