Budaya
Di Tangan Para Siswa SMK N 1 Saptosari, Lagu-lagu Hits Dibuat Versi Gejog Lesung


Saptosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Petani Jawa sejak jaman dahulu selalu identik dengan musik-musik tradisional. Salah satu yang paling terkenal dan eksis pada masanya yakni gejog lesung. Namun seiringi modernisasi yang diadopsi oleh masyarakat, musik gejog lesung yang dimainkan oleh para petani justru lambat laun semakin ditinggalkan. Mengantisipasi punahnya gejog lesung serta ntuk menumbuhkan dan mendorong generasi muda mengenal musik gejog lesung, SMK Negeri 1 Saptosari memiliki cara tersendiri.
Guru kesenian di SMK Negeri 1 Saptosari, Jefri mengatakan, secara pribadi ia merasa prihatin lantaran pelestarian musik gejog lesung di Gunungkidul sangatlah minim. Terlebih kepada mereka yang masih duduk di bangku sekolah yang notabene menjadi cikal bakal generasi penerus. Melihat kondisi semacam ini serta sejalan dengan materi yang ia kuasai, ia kemudian berusaha memperkenalkan musik tradisional ini pada siswanya.
Meski awalnya pengenalan ini membutuhkan usaha ekstra, lambat laun para siswa justru sangat antusias untuk mempelajari musik tradisional ini dibandingkan dengan musik-musik lainnya. Mereka merasa ada tantangan tersendiri dalam memainkan alat musik ini. Kerja sama serta kekompakan sangat dibutuhkan agar nantinya alunan music dari gejog lesung bisa harmonis.
“Saat ini mereka (siswa) justru senang sekali,” kata Jefri, Jumat (28/09/2018).
Untuk terus memikat hati siswa-siswanya agar lebih menyukai musik ini, Jefri memiliki cara tersendiri. Tidak hanya lagu-lagu lawas dan Jawa yang dimainkan dengan gejog lesung, melainkan lagu-lagu modern juga ikut diadopsi dan dibuat dengan versi gejog lesung. Sehingga pada akhirnya, siswa tidak bosan dan hanya pakem dengan lagu Jawa atau lagu lama. Ia menyadari jika gejog lesung merupakan budaya yang luar biasa.
“Jarang sekali ditemukan kalau yang memainkan alat musik ini adalah anak muda. Mereka yang memainkan dan melestarikan justru yang sudah tua-tua,” imbuh dia.
Ia berharap dengan adanya pembelajaran seperti ini, pada akhirnya mampu mendorong siswa lebih giat kembali dalam melestarikan budaya. Bagi Jefri, yang terpenting adalah semangat siswa dalam melestarikan budaya yang ada. Namun demikian jika sekiranya mampu tentu kemampuan terus didorong untuk mencapai hasil yang maksimal dan ada prestasi tersendiri tentu hal tersebut menjadi bonus yang juga tak kalah penting.

Para SMK N 1 Saptosari memainkan gejog lesung
Sementara itu, Dwi Retno Wahyuningsih, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Saptosari menambahkan, ia sangat mendukung terobosan pembelajaran yang dilakukan oleh pihak sekolah. Berkembangnya jaman dan teknologi tentu tidak boleh lalu meninggalkan budaya yang telah dimiliki. Akan tetapi untuk sementara ini, proses pengenalan gejog lesung sendiri belum bisa dilakukan di lingkungan sekolah.
Keterbatasan kepemilikan alat yang menjadi kendala. Sehingga untuk sementara ini, proses pembelajaran dan pengenalan gejog lesung harus meminjam ke warga sekitar yang masih memiliki dan menyimpan gejog lesung.
Namun kondisi ini menurut Retno justru memiliki greget dan keuntungan tersendiri. Para siswa juga pada akhirnya bisa berintaraksi secara langsung dengan warga sekitar. Tak jarang, ketika berlatih gejog lesung, menjadi tontonan warga sekitar. Adanya dukungan besar dari warga ini membuat para siswanya semakin bersemangat.
“Ada gebrakan tersendiri lah besok. Tunggu tanggalnya saja, ada kreasi tersendiri dari gejog lesung oleh para siswa SMK N 1 Saptosari,” ucap dia.
Ia berharap hal semacam ini tidak hanya dilakukan oleh sekolahnya saja. Namun dari sekolah-sekolah lain atau organisasi perkumpulan juga memiliki niatan dalam melestarikan budaya yang ada. Perkembangan pariwisata yang tengah menggeliat ini, tentu masyarakat dan generasi muda harus sadar dengan pentingnya pengembangan potensi budaya yang dimiliki. Bukan justru meninggalkan budaya yang ada dan mengadopsi budaya yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat di Gunungkidul.
“Budaya tradisional adalah kekayaan kebudayaan Gunungkidul yang sangt menunjang pariwisata. Saya bermimpi di masa yang akan datang, ada konser gejog lesung yang digelar oleh para siswa kami,” pungkasnya.
-
Uncategorized4 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event4 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
Sosial3 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
musik4 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya4 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan1 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya