Peristiwa
Diduga Digasak Pencuri, Nisan Tua Lurah Pertama Piyaman Hilang






Wonosari,(pijar.com)–Biasanya aksi pencurian menyasar bangunan rumah dengan target perhiasan, barang elektronik, uang atau pun emas. Namun berbeda dengan yang terjadi Padukuhan Piyaman I, Kalurahan Piyaman, Kapanewon Wonosari. Sedikitnya tiga belas tumpuk kayu nisan keramat milik lurah pertama Piyaman Almarhum Merto Karyo dan istrinya hilang diduga digasak pencuri.
Warga sekitar, Sugito (60) mengatakan, peristiwa hilangnya nisan ini diketahui penjaga makam, pada Rabu (10/03/2021) pagi. Nisan yang terbuat dari kayu jati bertumpuk sembilan dan delapan itu diperkirakan telah berusia cukup tua. Dimungkinkan, pelaku pencurian menginginkan kayu yang hingga kini tidak lapuk.
“Kalau makam keduanya yang jelas lurah pertama Piyaman, meninggal sudah seratus tahun lebih, kayu jatinya sudah ratusan tahun juga,” kata Sugito, Kamis (11/03/2021).
Sugito menambahkan, sebelumnya juga tidak pernah ada peristiwa pencurian benda apapun di komplek makam Ki Demang Wonopawiro tersebut. Bahkan di makam tersebut sebetulnya ada 2 pasang nisan yang terbuat dari kayu. Namun yang dekat dengan jalan yakni milik Merto Karyo dan istrinya.
“Diketahui sama juru kunci pas mau matiin lampu, ada yang berubah ternyata nisannya hilang,” kata Sugito.







Kemudian di sekitar jalan sendiri terdapat jejak ban diduga milik sekelompok orang yang melakukan aksi pencurian.
“Kebetulan malamnya hujan, kemungkinan ambilnya pakai pick up,” beber Sugito.
Sementara itu, ahli waris Merto Karyo, Supardiyono (58) mengatakan, leluhurnya tersebut sudah meninggal dunia ratusan tahun silam. Bahkan ia sendiri tidak tau pasti kapan nisan Merto Karyo terpasang.
“Seingat saya hanya dirombak cungkupnya saja, kalau nisannya sama sekali tidak dirubah,” ujar Supardiyono.
Dikatakan Supardiyono, pada tahun 80an peristiwa serupa juga pernah terjadi di makam Riwet. Riwet sendiri merupakan orangtua dari Merto Karyo yang mana nisannya juga terbuat dari tumpukkan kayu jati.
“Dulu juga pernah dimaling orang, tapi yang maling langsung nggeblak dan meninggal dunia, kayunya dikembalikan,” kata Supardiyono.
Menurutnya, harga nisan tersebut cukup mahal. Jika ditaksir lebih dari Rp 100 juta. Terlebih jika dijual oleh kolektor.
“Diameternya saja 25 cm tidak rapuh sama sekali, jelas mahal,” pungkasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks