Peristiwa
Diduga Lecehkan Beberapa Anak, Seorang Guru Ngaji Diusir dari Saptosari






Wonosari,(pidjar.com)– Seorang guru ngaji di Kapanewon Saptosaru diusir oleh warga sekitar rumah tinggalnya. Hal tersebut karena diduga guru ngaji tersebut melakukan tindakan pelecehan atau pencabulan terhadap 10 anak didiknya.
PJ Lurah setempat, Sabariman mengatakan, pihaknya telah mendapatkan laporan adanya dugaan pelecehan atau pencabulan oleh S (guru ngaji) di wilayah tersebut yang melakukan pencabulan terhadap murid ngajinya. Atas tindakan tersebut, para orang tua dan tokoh setempat kemudian mengambil sikap dengan mengusir yang bersangkutan dari tempat tinggalnya.
Adapun dari keterangan para korban dan orang tua, tindakan senonoh tersebut dilakukan saat anak-anak mengaji di rumah S.
“Yang bersangkutan mengakui tangannya geser nyenggol,” kata Subariman saat dihubungi melalui telepon Senin
Adanya kejadian ini, tokoh masyarakat dan 10 orang tua anak yang diduga dilecehkan mengadakan perundingan. Yang mana menghasilkan kesepakatan bahwa S diusir dari rumahnya pada hari Kamis (18/7/2024). S diberikan waktu 1X24 jam untuk meninggalkan tempat tinggalnya. Sedangkan istri dan 2 anaknya tetap di rumah di wilayah tersebut dengan pertimbangan anaknya masih kecil. Alasan orang tua mengusir, karena takut psikologi anak terganggu.







“Yang meninggalkan lokasi itu yang cuma yang pria, anak dan istrinya masih di rumah,” kata dia.
Subariman mengatakan, psikologi para korban saat ini sudah biasa. Namun saat ada yang membahas kembali mengenai insiden tersebut ada anak yang murung. S sendiri sudah sejak beberapa bulan lalu membuka belajar agama, dan diikuti belasan anak-anak dibawah usia 12 tahun.
“Informasi yang saya terima 10 anak, misalnya baris mungkin ada yang fatal nyenggol sengaja,” kata dia.
Disinggung mengenai mengapa para orang tua korban tidak dilaporkan ke pihak kepolisian, Sabariman mengungkapkan ada beberapa pertimbangan. Salah satunya karena kekhawatiran orang tua terkait psikologi anak.
“Tidak (dilaporkan), kalau pelaku dilaporkan dan anak ditanya-tanya, sehingga anak ketakutan,” jelas dia.
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memberikan izin untuk belajar, dan mengawasi perilaku anak.