Sosial
Dinas Kesehatan Temukan Dua Kasus Rubella di Gunungkidul






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dari hasil penyelidikan epidemiologi dari tim sureveilans, Dinas Kesehatan menemukan kasus rubella yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Kasus tersebut ditemukan di dua kecamatan berbeda. Penyakit Rubella sendiri jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, cukup berbahaya terutama untuk kalangan ibu hamil.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengatakan, hingga pertengahan Mei ini sudah ada dua kasus rubella yang ditemukan. Dari kasus tersebut, diketahui menyerang dua kelas usia yakni anak-anak dan remaja.
“Penyakit ini perlu diwaspadai dan saat ini menjadi perhatian kita,” ucap Priyanta, Selasa (21/05/2019).
Ia menjelaskan, kasus tersebut ditemukan pihaknya di wilayah Kecamatan Semanu dan Ponjong. Untuk kasus di wilayah Semanu, diketahui korban mengalami demam tinggi serta munculnya bintik-bintik merah pada kulit. Sedang satu kasus lainnya yang terjadi di Kecamatan Ponjong sekarang sudah dalam penanganan.
“Usai penyelidikan, korban langsung ditangani oleh petugas medis,” kata dia.







Sementara itu, Kepala Seksi Suerveilans dan Imunisasi (Survim), Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Gunungkidul, Niken Widyawati menambahkan, penyakit rubella disebabkan oleh togavirus dan ditularkan melalui saluran pernapasan saat batuk atau bersin. Menurut dia, penyakit ini tidak masalah jika diderita orang dewasa karena tidak banyak memberikan dampak.
Namun demikian, virus ini akan sangat berbahaya bagi ibu hamil khususnya yang kadungannya memasuki tiga bulan pertama. Jika tidak diperhatikan, sambung dia, kondisi ini akan berpengaruh terhadap perkembangan janin.
“Kalau dibiarkan anak yang dilahirkan bisa cacat permanen, katarak hingga kebocoran jantung,” ujarnya.
Niken menjelaskan, pencegahan penyakit rubella dilakukan dengan memberikan vaksin MR kepada anak-anak. Untuk capaian pemberian imunisasi di Gunungkidul mencapai 98% atau lebih tinggi dari cakupan nasional yang hanya sebesar 95%.
“Meski lebih tinggi, upaya sosialisasi imunisasi akan terus dilakukan sehingga temuan kasus rubella bisa ditekan,” beber Niken.
Untuk meningkatkan capaian imunisasi, upaya sosialisasi akan terus dilakukan sehingga masyarakat bisa sadar sehingga mau ikut dalam program vaksinasi.
“Di Gunungkidul masih ada yang menolak. Tapi, jumlahnya tidak banyak dan hanya sebagian kecil yang melakukan penolakan, tapi secara umum mau menerima. Hal ini dibuktikan dengan tingkat capaian dalam imunisasi,” pungkasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Sosial7 hari yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah