fbpx
Connect with us

Peristiwa

Dipicu Persaingan Calon Kepala Desa, Pengajian Malam 1 Suro di Desa Jetis Nyaris Ricuh

Diterbitkan

pada

BDG

Saptosari,(pidjar.com)–Panasnya suhu politik dalam ajang pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak tahun 2018 mulai terasa. Aroma persaingan antar kandidat sangat kental terjadi terutama di desa-desa yang akan menghelat Pilkades serentak tersebut. Sebuah hal yang cukup lumrah mengingat masa penentuan sudah sangat dekat yaitu pada Oktober 2018 mendatang.

Ketatnya persaingan antar kandidat Kepala Desa sempat memanaskan perayaan malam 1 Suro di Desa Jetis, Kecamatan Saptosari. Pada Senin (10/09/2018) malam tadi, puluhan warga berkumpul di salah satu tempat wilayah Padukuhan Karang untuk mengikuti pengajian dalam rangka mengisi pergantian Tahun Baru Islam atau 1 Suro.

Namun rupanya, pengajian yang diikuti oleh warga RT 04 Padukuhan Karang dan warga Saptosari itu sempat menyulut kesalahpahaman dari pihak kandidat lain. Pasalnya, pengajian itu dianggap oleh salah satu kubu terdapat unsur kampanye calon Kepala Desa. Kubu tersebut curiga karena mayoritas panitia yang menggelar pengajian ini didominasi oleh warga Padukuhan Karang yang tak lain merupakan asal dari salah satu kandidat calon kepala Desa Jetis yakni Agus Susanto.

Berita Lainnya  Laka Bus Maut Murni Karena Human Error, Aparat Bakal Tegaskan Larangan Kendaraan Berat Lalui Tanjakan Bundelan

Kubu pesaing Agus tersebut lantas melaporkan perihal pengajian tersebut kepada panitia pengawas Pilkades dan anggota keamanan dari Polsek Saptosari.

Kapolsek Saptosari, AKP Wijayadi menjelaskan, pihaknya yang mendapatkan laporan kegiatan yang berpotensi berujung konflik langsung bergerak cepat. Berkoordinasi dengan Panitia Pengawas Pilkades, petugas mendatangi lokasi pengajian yang dipermasalahkan tersebut.

Dipaparkan Wijayadi, di lokasi, petugas langsung melakukan penelusuran. Hasilnya, tidak ditemukan pelanggaran ataupun unsur kampanye dalam pengajian ini. Menurut Kapolsek, kegiatan pengajian adalah murni sebagai bentuk partisipasi warga masyarakat dalam mengisi malam 1 Suro. Berdoa saat malam 1 Suro memang telah menjadi budaya warga setempat guna mendekatkan diri kepada Allah sekaligus juga melakukan instrospeksi diri.

“Memang sempat ada kesalahpahaman antara dua kubu. Pihak barat menduga ada unsur menyimpang. Akan tetapi dapat diselesaikan, kondisinya tetap kondusif,” kata Wijayadi, Senin (10/09/2018) malam saat dikonfirmasi.

Dengan tidak adanya unsur pelanggaran tersebut, pihaknya memutuskan untuk mempersilahkan warga masyarakat meneruskan kegiatan. Namun demikian, demi menjaga kondusifitas wilayah, kepolisian menerapkan pengamanan ketat. Guna menjaga situasi pula kemudian digelar proses mediasi antara kedua kubu, serta tokoh masyarakat setempat bersama panitia Pilkades dan kepolisian.

Berita Lainnya  Jalan Jogja-Wonosari Kembali Makan Korban, Pemotor Tewas Terlindas Truk

“Mediasi berjalan lancar. Kedua kubu baik perwakilan dari RT 04 Padukuhan Karang atau pihak penyelenggara pengajian dengan pihak barat saling menyepakati kesepakatan yang ada,” imbuh dia.

Suasana malam 1 Suro di Balai Desa Jetis, Kecamatan Saptosari

Adanya potensi konflik semacam ini dituturkan Wijayadi membuat pihak kepolisian terus berupaya memberikan pengertian dan himbauan bagi masyarakat untuk tetap siaga dalam mengantisipasi adanya tindakan-tindakan yang sekiranya berbau politik dan kampanye. Hal ini sangat penting dalam rangka menjaga kondusifitas wilayah Kecamatan Saptosari khususnya, menghadapi momen Pilkades serentak ini. Ia juga meminta warga masyarakat tetap tenang serta tidak terpengaruh oleh provokasi yang kemungkinan dihembuskan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab yang ingin memperkeruh suasana.

“Bilamana ada masalah, apapun itu, silahkan melapor kepada kami. Jangan sampai kemudian berniat diselesaikan sendiri yang justru bisa berujung konflik,” urainya.

Sementara kepada para kandidat calon kepala desa, Kapolsek berharap agar semua pihak bisa bersaing secara sehat. Persatuan adalah menjadi hal yang mutlak dan tidak bisa dipermainkan.

Berita Lainnya  Identitas Mayat Perempuan di Dung Loke Terungkap, Adalah Tinem Guyangan

Terkait hal ini, Wijayadi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan segan-segan mengambil langkah tegas kepada para kandidat maupun pendukungnya yang melakukan pelanggaran atau kecurangan. Sedikit saja ada pemicu, konflik memang dengan mudah bisa terjadi di tengah situasi yang memanas semacam ini.

“Semakin dekat dengan tanggal pencoblosan tentu kondisi di daerah akan terjadi perubahan dan potensi gangguan menjadi sangat besar. Kami mulai sekarang sudah siap, ada pengawasan khusus  kemudian pemetaan daerah rawan juga telah kami lakukan,” terang dia.

Sebagai informasi, Pilkades serentak di Desa Jetis akan digelar pada 13 Oktober mendatang. Di desa ini, terdapat 2 kandidat calon kepala desa yaitu Agus Sutanto dari Padukuhan Karang yang akan bersaing untuk memperebutkan kedudukan Kepala Desa dengan Sulatip warga Padukuhan Temanggung.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler