fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Disebut Sibuk Konflik Minim Inovasi, Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Goa Pindul Terus Menurun

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berhasil melampaui target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pariwisata pada libur lebaran kali ini. Namun begitu, pemerintah tetap akan melakukan evaluasi terhadap tata kelola obyek wisata Gua Pindul. Pasalnya, di lokasi tersebut, jumlah kunjungan wisatawan terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan jumlah kunjungan wisata selama musim libur lebaran kali ini mencapai 225.874 pengunjung. Atau jika dinominalkan rupiah, pemerintah meraup PAD sebesar 1.783.890.800.

“Data yang masuk sampai dengan kemarin (Minggu) sore mencapai Rp 1.783.890.800,” ucap Harry kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Senin (10/06/2019).

Harry menjelaskan, dari jumlah tersebut diketahui wisatawan masih menjadikan kawasan pantai sebagai pilihan utama. Keindahan pantai selatan Gunungkidul dengan sejuta pesonanya memang saat ini sudah sangat dikenal oleh wisatawan.

“Kawasan Pantai Baron sampai Pantai Pok Tunggal jadi primadona. Karena berbagai kelebihan keindahan alamnya,” ungkapnya.

Berita Lainnya  Calon Bupati Independen Menang Gugatan Lawan KPU, Berkas Dukungan Segera Dicek Ulang

Disinggung mengenai obyek wisata minat khusus yang paling populer, Harry menyebut bahwa obyek wisata Watu Gupit di bagian pojok barat Gunungkidul saat ini menjadi yang paling mengalami lonjakan. Sementara itu, catatan khusus diberikan ke obyek wisata Gua Pindul yang terus mengalami wisatawan.

“Gua Pindul mengalami penurunan sebesar 150 wisatawan perhari. Jika tahun sebelumnya rata-rata perhari ada 1.700 kunjungan, tahun ini hanya sekitar 1.550 kunjungan per hari,” kata dia.

Harry menyebut, penurunan jumlah kunjungan wisatawan ini tidak hanya terjadi pada tahun ini. Namun menurutnya, penurunan terjadi hampir pada tiga tahun terakhir.

Ia menjelaskan, penurunan jumlah kunjungan wisatawan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah tata kelola pada BUMDes dan Pokdarwis. Ia menyebutkan bahwa masalah persaingan harga berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan.

“Price (harga) bisa, bahkan ada yang menjual dengan menaikkan di luar harga yang wajar,” kata Harry.

Selain itu, konflik persaingan tidak sehat berupa adanya pihak-pihak yang menjual harga dari jumlah yang disepakati juga cukup berpengaruh. Ke depan, pihaknya akan melakukan evaluasi bersama Pokdarwis dan BUMDes untuk menjegah terjadinya penurunan kunjungan wisatawan.

Berita Lainnya  E-Katalog LKPP, Angin Segar Bagi UMKM Daerah

“Selama 3 tahun terakhir ini trendnya sudah mulai menurun. Kita akan koordinasikan hal ini dengan BUMDes dan Pokdarwis,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Asti Wijayanti menambahkan, masalah penurunan kunjungan yang terjadi di Goa Pindul ini lataran adanya ketidakkompakan antar Pokdarwis di obyek wisata Gua Pindul. Asti menyebut, sebuah destinasi haruslah memiliki inovasi-inovasi baru untuk tetap memikat tamu. Namun hal tersebut dilupakan dan tidak dilakukan di Gua Pindul.

“Saat ini orang sudah bosan dengan tampilan Pindul yang tidak ada kemajuan. Semoga ini jadi momen titik balik bagi semua operator, Pokdarwis, BUMDes dan Desa untuk berbenah dengan memperbaiki pola hunungan kelembagaan terlebih dahulu,” imbuh dia.

Asti menjelaskan, sebelumya Dinpar juga telah melakukan berbagai upaya untuk ikut membenahi permasalahan yang ada. Namun begitu, permasalah pelik ini terus saja terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Berita Lainnya  Hasil Seleksi Administrasi Rekruitmen CPNS Diumumkan, Ratusan Pendaftar Yang Tak Lolos Bisa Ajukan Sanggahan

“Kita sudah turun, tetapi susah untuk bisa kompak. Antar operator bersaing tidak sehat yang diuntungkan hanya joki. Kalau semua kompak masalah bisa terurai dan pasti berdampak positif,” terangnya.

Ia berharap, permasalahan dapat segera diurai dan didapat solusi terbaik. Jangan sampai, kata Asti, kesadaran untuk mengatasi masalahan ini baru dilakukan usai obyek wisata tersebut terpuruk.

“Mungkin kalau sudah terpuruk baru pada sadar, bahwa persatuan dalam pengelolaan itu sangat penting, sehingga mereka tidak hanga sibuk saingan tidak jelas tapi jadi punya waktu untuk memikirkan bagaimana mengembangkan Pindul, serta mengeksplorasi inovasi apa yang bisa mendagangkan tamu,” pungkas Asti.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler