Pemerintahan
Dua Bulan Kekeringan Melanda, Anggaran Rp 90 Juta Sudah Tersedot Untuk Dropping Air
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul telah mengelontor dana hampir Rp 100 juta dalam penanganan bencana kekeringan selama hampir dua bulan terakhir. Kondisi seperti ini diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, hingga pertengahan Juli 2019 ini pihaknya telah menggunakan sekitar 20 persen dari total anggaran yang disediakan. Hal itu lantaran saat ini permintaan dropping air terus mengalir dan mendesak untuk dilakukan.
“Sekitar 20 persen anggaran kita sekitar Rp 500 juta, terpakai Rp 90 juta. Itu angka kasar ya karena belum kita hitung pastinya,” ujar Edy, Selasa (09/07/2019).
Edy menjelaskan, data yang terakhir masuk pada Senin (08/07/2019) kemarin terdapat 127.977 jiwa yang terdampak kekeringan. Jumlah tersebut dirasa meningkat cukup signifikan dibanding dengan satu minggu sebelumnya.
“Awal bulan Juli ada 105.234 jiwa, sampai kemarin naik menjadi 127.977 jiwa,” terang dia.
Dilanjutkannya, jumlah warga yang terpapat bencana kekeringan tersebut tersebar di 14 kecamatan yang ada di Gunungkidul. Pihaknya mencatat, dari kecamatan-kecamatan ini, 4 kecamatan diantaranya mengalami dampak kekeringan paling parah.
Edy pun menyampaikan rinciannya, untuk Kecamatan Giriaubo sendiri terdapat 8 desa dengan 21.718 jiwa, Kecamatan Paliyan terdapat 6 desa dengan 16.978 jiwa, Kecamatan Rongkop ada 8 Desa dengan 9.922 jiwa, Kecamatan Tepus ada 5 desa dengan 12.441 jiwa dan Kecamatan Panggang ada 6 desa dengan jumlah jiwa terdampak sebanyak 8.310 jiwa.
“Di kecamatan lain juga ada tapi paling banyak di 4 kecamatan itu tadi,” katanya.
Untuk itu, pihaknya juga melakukan koordiansi dengan BNPB DIY jika nantinya kemarau masih terus berlanjut. Nantinya, status kekeringan sendiri juga akan dinaikan sesuai kondisi.
“Anggaran kita memang lebih rendah jika dibanding dengan tahun lalu. Namun kami sudah berkoordinasi dengan BNPB DIY untuk memberikan bantuan jika nanti status dinaikkan menjadi waspada kekeringan, saat ini status masih siaga kekeringan,” beber Edy.
Ia menghimbau, kepada pihak-pihak yang ingin melakukan dropping air agar melakukan koordinasi. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penumpukan air di satu titik.
“Kalau menumpuk nanti tidak merata, akan kurang maksimal dropping yang dilakukan,” terangnya.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials