fbpx
Connect with us

Sosial

Dua Kolam Dalam Satu Titik, Embung Kedungpoh Akan Jadi Harapan Pertanian Petani Nglipar

Diterbitkan

pada

BDG

Nglipar,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Guna mengatasi permasalahan pasokan air bagi masyarakat khususnya untuk lahan pertanian, Pemkab Gunungkidul menggandeng instansi terkait dan pemerintah provinsi terus berupaya melakukan pembangunan embung. Embung ini nantinya bisa menjadi solusi pendistribusian air bagi lahan pertanian di Gunungkidul yang sebagian memiliki karakteristik tadah hujan. Pada tahun 2019 ini, rencananya di Kedungpoh Lor, Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar akan dibangun sebuah embung. Konsep berbeda akan diterapkan pada pembangunan embung diatas perbukitan ini. Rencananya akan ada dua bangunan embung dalam satu kawasan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Eddy Praptono mengungkapkan, pada tahun anggaran 2019/2020 pihaknya merencanakan membangun embung di kawasan zona utara. Dipilihnya zona utara ini lebih dititikberatkan sebagai bentuk pemerataan dalam pemenuhan kebutuhan air khususnya bagi petani. Konsep berbeda memang diterapkan dalam pembangunan yang dalam perencanaannya diperkirakan menghabiskan dana 3 miliar lebih tersebut. Berbagai pertimbangan menjadi salah satu landasan di mana embung ini dibangun berbeda dibandingkan dengan embung-embung lainnya.

Berita Lainnya  Berbagai Alasan Lucu Para Wisatawan Coba Kelabui Petugas TPR

“Disesuaikan dengan kontur dan kondisi di lokasi sehingga ada yang berbeda dalam pembangunannnya. Mengingat lokasi berada di perbukitan dengan tingkat ketinggian dan kemiringan tersendiri,” terang Eddy Praptono, Jumat (15/03/2019).

Konsep embung yang akan dibangun di Nglipat tersebut nantinya akan terdapat dua bangunan kolam yang akan dibangun di titik yang sama sama namun berbeda tingkat kemiringannya. Luas lahan yang digunakan untuk membangun embung yakni sebanyak 1.251,19 meter persegi. Pada kolam pertama daya tampung air ditargetkan 1.735,41 meter kubik dan kolam kedua dengan volume tampung 1.195,33 meter kubik. Hal ini diberlakukan agar masyarakat khususnya petani di sekitar daerah pembangunan embung tidak kesulitan lagi dalam pemenuhan air.

Mayoritas lokasi di titik pembangunan embung ini memang merupakan lahan pertanian dan perkebunan milik warga. Selama ini setiap musim kemarau pun para pemilik lahan kesulitan dalam pemenuhan air sehingga hasil pertanian dan perkebunan pun tidaklah maksimal. Nantinya pembangunan embung ini juga akan dibarengi dengan pembangunan akses jalan masuk ke lokasi. Sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan saat melewati jalan sekitar lokasi embung.

Berita Lainnya  Belum Ada Keputusan Penundaan, UNBK SMA Tetap Dilaksanakan Sesuai Jadwal

Sejauh ini, Pemerintah kabupaten Gunungkidul masih terus berupaya melakukan pemetaan daerah yang sulit pengairan. Untuk tindak lanjutnya kemudian akan diperkuat dengan pembangunan irigasi dan embung. Dengan demikian permasalahan klasik mengenai kesulitan air dapat teratasi, kegiatan pertanian masyarakat lebih maksimal lagi.

Ke depan, saat dioperasikan, embung di zona utara ini diharapkan mampu merubah kesejahteraan dan perekonomian masyarakat sekitar khususnya petani. Sehingga pemerintah dapat melakukan pemerataan mengenai pembangunan dan pemberdayaan. Sedangkan untuk embung-embung yang telah dibangun sebelumnya pemkab masih terus berusaha melakukan pengoptimalan, mulai dari pemberian arahan pada masyarakat maupun pemenuhan sarana lainnya.

Terkait rencana ini, Kepala Desa Kedungpoh, Mugiharto mengatakan pembangunan embung di padukuhan Kedungpoh Lor ini sebagai upaya pemerintah untuk memberikan kemudahan masyarakat dalam bidang pertanian. Jika pembangunan ini segera terealisasi, ia percaya bahwa ke depan permasalahan air khususnya untuk pertanian di wilayanya dapat teratasi. Di sekitar lokasi embung sendiri terdapat berhektare-hektare lahan perkebunan dan pertanian milik warga setempat.

Berita Lainnya  Jumlah Wisatawan Terus Menurun, HRF Diharap Jadi Tonggak Kebangkitan Kembali Pariwisata Gunungkidul

“Selama ini memang kesulitan untuk mendapatkan air. Ini nantinya akan membawa perubahan bagi masyarakat, mudah-mudahan hasil pertanian dan perkebunan jauh lebih maksimal lagi jika air yang didapat cukup,” kata dia.

Kedungpoh Lor sendiri merupakan salah satu penghasil beragam komoditas perkebunan, mulai dari durian, kakao, buah lainnya dan kemudian hasil pertanian berbagai jenis. Menurut Mugiharto, tidak menutup kemungkinan jika pembangunan embung ini juga akan berdampak pada pariwisata di desa tersebut.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler