Peristiwa
Epilepsi Mendadak Kambuh, Lasinem Tenggelam dan Tewas di Sungai



Nglipar,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Warga RT 02/ RW 05 Padukuhan Jeruklegi, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar digegerkan dengan penemuan mayat yang ditemukan mengambang di aliran Kali Nguni, Rabu (14/03/2018) siang tadi. Mayat berjenis kelamin wanita yang kemudian diketahui merupakan Lasinem (35) warga RT 01 RW 05 Padukuhan Jeruklegi, Desa Katongan, Kecamatan Nglipar.
Korban sendiri pertama kali ditemukan oleh warga yang sedang berburu burung sekira pukul 13.00 WIB. Ketika itu ia melihat ada seonggok benda yang mirip dengan tubuh manusia yang mengapung di pinggir sungai. Warga yang penasaran lalu mendekati benda tersebut. Barulah ia sadar bahwa yang dilihatnya adalah sesosok mayat dalam posisi tengkurap dengan keadaan telanjang tanpa busana.
Temuan tersebut langsung dilaporkan kepada Ketua RT setempat. Tak berapa lama, warga setempat langsung berduyun-duyun memadati lokasi penemuan mayat. Sesaat setelah berhasil dievakuasi, tak butuh waktu lama, sejumlah warga langsung mengenali bahwa mayat tersebut merupakan Lasinem.
Diceritakan oleh paman korban, Hariyanto (50), terakhir kali korban keluar rumah untuk mandi di Sungai Mejing sekitar pukul 10.00 WIB. Ia menduga, pada saat mandi di sungai tersebut, penyakit epilasi Lasinem tiba-tiba kambuh. Hal tersebut kemudian menyebabkan korban akhirnya tenggelam. Lantaran saat kejadian lokasi itu sangat sepi, taka da satupun warga yang mengetahui naas yang menimpa Lasinem dan memberikan pertolongan. Hariyanto menambahkan, korban sendiri diketahui menderita epilepsi sejak berusia 7 tahun.
"Kalau karena tenggelam biasa sepertinya nggak mungkin karena dia bisa berenang dan kondisinya saat itu arus tidak deras dan dalam. Kemungkinan karena epilepsinya kumat. Karena selama ini memang sering kumat," terangnya saat ditemui di rumah duka, Rabu siang.
Hariyanto memaparkan, pasca tenggelam, Lasinem lalu terseret arus hingga sepanjang satu kilometer hingga ditemukan di sungai yang berbeda dari lokasi awal ia mandi.
"Dia tinggal sendiri di rumah jadi nggak ada yang curiga kenapa nggak pulang-pulang. Tahu-tahu tadi warga dan kepolisian datang mengantarkan jenazah ke kami," jelasnya.
Hingga berita ini dilansir, keluarga masih mengurus jenazah untuk dimakamkan. Keluarga mengaku ikhlas terhadap apa yang terjadi. Hariyanto percaya bahwa memang sudah digariskan bahwa kematian keponakannya itu adalah hari ini.
"Nggak ada firasat apa-apa. Dia sebelumnya masih beraktifitas seperti biasa, nggak ada yang aneh. Memang orangnya juga lebih suka mandi di kali dibanding di kamar mandinya sendiri," jelas dia.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Masa Jabatan Tinggal Menghitung Hari, Sunaryanta : Kembali ke Orang Tua dan Bertani
-
Sosial3 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Dikukuhan Sebagai Ketua Pengurus Daerah Keluarga Organisasi Tarung Derajat
-
Sosial2 minggu yang lalu
Gilang dan Salma Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng Gunungkidul 2025
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Terkendala Aturan, Proses PAW 3 Lurah di Gunungkidul Belum Bisa Dilakukan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Progam Makan Bergizi Gratis Mulai Dilaksanakan di Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Dirut PT Puser Bumi Sejahtera Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Penyalahgunaan TKD Sampang
-
Sosial2 minggu yang lalu
Festival Umuk Kampung, Merayakan Kelestarian Kota dengan Merawat Tradisi
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Asmat Pro Group Helat Jogja Fashion Parade 2025, Usung tema Pararellel Aesthetics
-
Sosial3 minggu yang lalu
Berkenalan dengan Ekawati Rahayu Putri, Calon Ketum HIPMI DIY yang Visioner
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kasus Kesehatan Mental Tinggi, Gunungkidul Kolaborasi dengan IPI untuk Penanganan dan Antisipasi
-
film2 minggu yang lalu
LSB PP Muhammadiyah Luncurkan Film “Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia”
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Kasus Antraks Kembali Ditemukan di Gunungkidul