Pemerintahan
Facebook dan Instagram Jadi Lahan Paling Subur Penyebaran Konten Radikal dan Terorisme






Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kerusuhan di Rumah Tahanan Mako Brimob yang disusul dengan serangan bom beruntun di Surabaya yang terjadi beberapa waktu lalu membuka mata perihal telah menyebarnya paham radikalisme di kalangan masyarakat. Media sosial disinyalir menjadi salah satu lahan subur tempat berkembangnya paham yang berbahaya ini. Melihat kenyataan ini, pemerintah saat ini nampak serius dalam membasmi konten-konten penyebar radikalisme, terorisme dan ekstremisme dari media sosial. Dari ribuan konten yang tersaring mengandung paham tersebut, sebagian besar disebarkan melalui media sosial Facebook dan Instagram.
Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Rudiantara mengatakan saat ini pihaknya telah menerima ribuan laporan konten-konten penyebar radikalisme melalui media sosial. Langkah tegas pun diambil untuk memutus persebaran informasi tersebut dengan memblokir situs maupun akun yang diduga kuat menyebarkan paham radikal.
"Saat ini sudah ada 9.500 yang tersaring dan 2.500 diantaranya sudah kita blokir," kata Rudiantara di sela-sela kunjungannya di Pondok Pesantren Al-Mumtaz, Beji, Patuk dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Senin (21/05/2018) siang.
Langkah tersebut diambil lantaran konten yang disebarkan dinilai sangat berbahaya. Dari data yang diperoleh pihaknya, konten yang tersaring secara terang-terangan menyebarkan cara perakitan bom hingga penggrebegan.
Menurut Rudiantara, konten semacam ini sudah sangat berbahaya. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin nantinya bisa dipraktekan oleh para penganut paham radikal untuk melancarkan aksi teror yang tentunya berpotensi menimbulkan jatuhnya korban.







"Kalau sudah paham-paham seperti terorisme ya kita tidak bisa tolerir to. Itu urusanya dengan nyawa manusia," tegas dia.
Meskipun tidak menarget waktu, Kominfo berkomitmen akan segera menindak akun-akun maupun situs penyebar paham radikal. Bahkan pihaknya berani mengambil risiko akan memblokir seluruh laporan dari masyarakat yang kemudian disaring oleh Kominfo.
"Paling banyak di Facebook dan Instagram. Di urutan kedua Youtube. Kita akan tindak," kata dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengapresiasi langkah yang diambil Kominfo. Pihaknya juga mengaku akan terus berkonunikasi dengan Dinas Kominfo Gunungkiduk untuk ikut memantau penyebaran paham-paham radikal agar tidak berkembang di Gunungkidul.
"Kita kapasitasnya hanya memberikan rekomendasi. Makanya akan ada komunikasi dengan dinas terkait untuk mendorong pemantauan persebaran paham radikal di internet," kata Immawan.