Peristiwa
Gempa Berkekuatan 5 SR Guncang Laut Selatan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan tim SAR Satlinmas Gunungkidul sempat bersiaga pada Rabu (23/05/2018) dini hari tadi. Pasalnya, pada dinihari itu, terjadi gempa bumi berkekuatan 5 Skala Richter yang berpusat di Samudera Hindia, tepatnya di perairan Pacitan, Jawa Timur. Meski berkekuatan cukup kuat, namun tak banyak warga masyarakat yang merasakannya. Walau demikian, baik tim BPBD maupun SAR Satlinmas harus disiagakan untuk mengantisipasi adanya tsunami pasca gempa tersebut. Namun hingga pagi hari tadi, meski sempat diikuti dengan adanya gempa susulan, tak ada tanda-tanda terjadinya tsunami.
Informasi yang dihimpun dari Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi berjenis tektonik berkekuatan 5 SR terjadi pada sekitar pukul 02.38 WIB. Titik pusat gempa berada pada 9.43 LS 110.52 BT atau tepatnya di 153 kilometer Barat Daya Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Gempa tersebut sempat disikapi serius karena pusat gempa berkedalaman 24 kilometer yang artinya secara klasifikasi masuk dalam kategori gempa bumi dangkal. Gempa ini diduga disebabkan oleh aktifitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia.
Gempa bumi ini terpantau dirasakan di kawasan Kabupaten Pacitan, Wonogiri, Gunungkidul dan Bantul. Lantaran karakteristiknya yang merupakan gempa dangkal, antisipasi berupa pantauan tsunami terus dilakukan oleh sejumlah instansi terkait. Hingga pukul 04.38, hasil monitoring BMKG, terjadi dua aktifitas gempa susulan (aftershock) berskala kecil.
Kepala BPBD Gunungkidul, Edy Basuki membenarkan adanya laporan terjadinya gempa tersebut. Hingga saat ini, masih belum ada laporan perihal adanya korban maupun kerusakan akibat gempa yang terjadi. Hal ini lantaran kekuatan gempa tidak terlalu besar dengan durasi yang cukup sebentar. Bahkan di Gunungkidul, getaran gempa hanya sangat kecil dan hampir tak dirasakan oleh warga.
“Sampai saat ini tidak ada laporan kerusakan. Dan ini tidak sampai menimbulkan akibat buruk, termasuk tsunami meski berkategori gempa bumi dangkal,” terang dia.







Ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang. Edy menghimbau agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh kabar-kabar yang masih belum bisa diklarifikasi kebenarannya.
“Setiap ada apapun, dari pemerintah akan menginformasikannya secara resmi,” beber dia.
Sementara itu, Eka, warga Tanjungsari mengaku tak merasakan getaran gempa yang terjadi. Hal ini dimungkinkan lantaran ketika kejadian gempa tersebut, dirinya tengah tertidur. Ia baru mengetahui perihal adanya gempa ketika membaca di media sosial mengenai adanya rilis resmi dari akun BMKG yang mengabarkan adanya gempa.
“Tidak terasa sama sekali, ini juga baru tahu dari medsos,” tutur Eka.