Sosial
Gotong Royong Jadi Resep Jitu Warga Kawasan Merah Antisipasi Bencana






Gedangsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Satu hal berbeda pada saat musim penghujan beberapa tahun terakhir ini. Masyarakat banyak dihantui rasa ketakutan yang berlebihan terutama saat tiba hujan deras yang biasanya disertai dengan angin kencang. Di banyak tempat, memang tanah longsor, banjir serta pohon tumbang menjadi momok yang mengancam keselamatan warga.
Situasi sendiri semakin kritis lantaran sebagian diantara warga Gunungkidul lantaran keterbatasan ekonomi tak punya pilihan lain selain menghadapi ancaman bencana yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa mereka maupun keluarga.
Selain mengandalkan peralatan maupun antisipasi dari instansi terkait, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul untuk menangkal bencana, warga di kawasan merah rawan longsor juga mengedepankan gotong royong serta kebersamaan dalam menghadapi bencana. Setiap saat, warga saling menjaga dan bilamana terjadi bencana, tanpa dikomando para warga langsung melakukan kerja bakti di lokasi pemukiman warga yang terkenda bencana.
Seperti yang terlihat dalam aktifitas warga di Padukuhan Buyutan, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari dalam bencana tanah longsor yang terjadi pada Minggu (11/02/2018) petang. Sejak kemarin hingga Senin (12/02/2018) siang ini, puluhan warga setempat masih disibukkan dengan kegiatan kerja bakti membersihkan material longsor yang berserakan di sekitar rumah milik Sunarna.
Berbekal peralatan sederhana, sekitar 50 warga secara guyub dan rukun saling bahu membahu menyingkirkan tanah dan bebatuan yang menimpa tembok rumah korban. Sebagian diantaranya bahkan dengan sukarela menawarkan rumahnya apabila penghuni rumah yang terdampak longsor berkenan untuk sementara mengungsi sementara cuaca masih belum menentu.







Petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Kusmianto Wisnu mengatakan, material longsor menimpa bagian dapur rumah korban. Dalam kejadian ini memang tak sampai menimbulkan kerusakan, namun demikian, longsor susulan disebut Kusmianto masih sangat mungkin terjadi.
"Kondisi tanah di sekitar lokasi rumah korban tergolong sangat labil. Selain itu, posisi bangunan dengan lereng sangatlah dekat," kata Kusmiyanto, Senin siang.
Ia menambahkan bahwa meski situasi saat ini sangat kritis, namun para penghuni rumah masih enggan untuk mengungsi. Keluarga korban memilih untuk melihat perkembangan situasi yang terjadi pasca bencana.
"Kami menghimbau agar para penghuni rumah bisa selalu waspada terutama ketika hujan tiba mengingat longsor susulan masih mengancam," pungkas dia.