Sosial
Hadapi El Nino, Petani Gunungkidul Memilih Kembangkan Sektor Hortikultura





Wonosari,(pidjar.com)– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak fenomena el nino akan berlangsung pada bulan Agustus hingga September mendatang. Para petani di Gunungkidul pun mulai bersiap menghadapi el nino agar tidak merugi saat bertani.
Salah satu langkah mempersiapkan menghadapi fenomena el nino adalah menghindari penanaman komoditas yang berumur panjang. Seperti halnya yang dilakukan oleh petani asal Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, Budi Susilo.
Ia mengatakan, saat musim penghujan dirinya fokus dalam menanam padi di lahan pertaniannya. Namun saat musim kemarau seperti saat ini terlebih adanya peringatan akan berlangsungnya fenomena el nino, ia memilih untuk mengganti komoditas pertaniannya menjadi hortikultura. Menurutnya, salah satu kendala yang dihadapi saat musim kemarau ialah ketersediaan air bagi tanaman berumur panjang.
“Persiapan menghadapi el nino ya memilih tanaman jangka pendek, saya sendiri menanam buah dan sayur,” ucap Budi Santoso, Sabtu (22/07/2023).
Di lahan seluas 3 ribu meter persegi, ia menanam berbagai jenis buah dan sayur. Ia mencontohkan seperti timun, kangkung, bayam, dan sawi, yang rata-rata memiliki umur 30 hari sudah siap panen. Menurutnya, tanaman berumur pendek memiliki sejumlah keunggulan saat musim kemarau seperti saat ini. Salah satunya disebutnya petani dapat menjaga ketersediaan airnya dibandingkan tanaman berumur panjang.





“Kalau yang umurnya cepat itu masih bisa dijaga penyiramannya, kalau panas seperti ini tanaman banyak yang tidak tahan,” terang Budi.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Sustiwiningsih, mengatakan pihaknya sudah menugaskan pendampingan untuk memberikan informasi ke petani agar menanam tanaman jangka pendek. Menurutnya, saat musim kemarau terlebih diprediksi akan berlangsung el nino, para petani juga bisa beralih menanam sayuran seperti cabai ataupun bawang merah.
Ia optimis musim kemarau ini tidak akan berpengaruh besar terhadap ketersediaan pangan lantaran para petani sudah terbiasa menghadapi fenomena semacam ini.
“Kalau misalnya mau menanam padi disarankan yang umurnya pendek misalnya varietas padjadjaran yang 90 hari sudah panen,” pungkasnya.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga