Sosial
Musim Kemarau, Warga Banyumanik Menjual Ternak Untuk Membeli Air Bersih





Semanu,(pidjar.com)– Sejumlah daerah mulai melaporkan dampak kekeringan yang terjadi pada musim kemarau ini. Berbagai upaya dilakukan oleh warga agar mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan mereka, mulai dari mencari sumber air bersih, bantuan dari pihak tertentu, mengusulkan bantuan dari pemerintah, maupun membeli air bersih secara mandiri. Tak semuanya memiliki uang lebih untuk membeli air, sehingga warga menjual ternak maupun barang berharga mereka untuk ditukar dengan air bersih.
Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Padukuhan Banyumanik, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu. Daerah ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya wilayah di Kabupaten Gunungkidul yang terdampak kekeringan setiap musim kemarau. Masyarakat harus menyisihkan pendapatan bulanan mereka untuk digunakan membeli air pada musim kemarau.
Biasanya uang tabungan ini mereka belikan ternak seperti kambing dan lain sebagainya. Kemudian saat kemarau tiba dan mereka mulai kesulitan mendapatkan air bersih, maka ternak yang dimiliki kemudian dijual. Uang hasil penjualan tersebut kemudian digunakan untuk membeli air bersih selama musim kemarau
terjadi.
“Daerah kami hampir setiap tahunnya terdampak kekeringan. Karena memang sudah lama seperti ini makanya masyarakat menyiasatinya dengan menabung ternak yang kemudian setiap musim kemarau dijual untuk membeli air. Ya paling tidak bisa mencukupi kebutuhan selama 4 hingga 5 bulan saat kemarau,” terang Dukuh Banyumanik, Giyanto.
Ia menjelaskan, setiap kali membeli air tangki dengan kapasitas 5000 liter, warga harus mengeluarkan uang sekitar Rp 100.0000. Satu tangki air bersih ini digunakan selama beberapa hari saja. Tergantung dengan pemakaian dan jumlah keluarga di masing-masing rumah.





Ia sendiri selama beberapa bulan kemarau ini sudah menghabiskan air sebanyak 10 tangki. Sedangkan untuk warganya yang terdiri dari 186 KK ini kebutuhannya berbeda-beda. Selain digunakan untuk mandi, mencuci, air juga digunakan untuk kebutuhan ternak mereka.
Warga setempat sebenarnya telah berupaya untuk mengentaskan permasalahan air yang terjadi setiap tahun ini, misalnya saja dengan 3 kali melakukan pengeboran untuk dibuat sumur bor. Akan tetapi upaya tersebut tidak membuahkan hasil, sumur yang telah digali hingga bermeter-meter tersebut tidak mengeluarkan air.
“Kalau untuk sumur bor ini tidak keluar airnya. Setelah dicek ternyata memang tidak ada sumber air bawah tanahnya,” ucap dia.
Sementara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Subarno mengatakan data warga terdampak kekeringan sudah mulai masuk. Update terakhir ada total ada 12.299 jiwa di Kabupaten Gunungkidul terdampak kekeringan, mereka tersebar di Kapanewon Saptosari, Ponjong, Semanu, Purwosari, dan Gedangsari. jumlah warga terdampak kekeringan sendiri masih bisa bertambah di puncak kemarau hingga akhir musim kemarau.
Adapun penanganan dari pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui program droping air telah dilakukan oleh pemerintah. Saat ini BPBD telah menyalurkan sekitar 44 tangki air bersih ke warga terdampak kekeringan.
“Selain dari BPBD, ada 11 kapanewon yang mengelola anggaran untuk droping air,” ujar Subarno.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga