Sosial
Peluang Bisnis Anyar, Gunungkidul Minim Pembudidaya Ikan Air Tawar





Wonosari,(pidjar.com)– Pasokan ikan air tawar di Gunungkidul masih mengandalkan dari luar daerah. Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul menyebut pembudidaya ikan air tawar lokal hanya mampu menyuplai sekitar 40% kebutuhan pasar.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Supriyono, mengatakan terdapat banyak kendala yang dialami oleh pembudidaya ikan air tawar di Gunungkidul untuk mencukupi kebutuhan pasar. Disebutnya konsumsi ikan air tawar setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, namun keterbatasan produksi pembudidaya ikan air tawar lokal Gunungkidul belum mampu untuk memenuhinya.
“Kalau di persentase baru bisa memenuhi 40% dari kebutuhan. Sisanya disuplai dari daerah lain,” jelas Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Supriyono, Selasa (25/07/2023).
Dijelaskannya, kendala yang kerap dihadapi oleh pembudidaya ialah ketersediaan air. Menurutnya, kecukupan air menjadi instrumen yang sangat penting dalam membudidaya ikan air tawar. Selain itu, menurutnya masih banyak masyarakat yang menjadikan budidaya ikan sebagai sampingan. Sehingga hal tersebut membuat produksi ikan tidak maksimal.
“Di sini itu ada 350 kelompok budidaya ikan, tapi yang benar-benar aktif itu hanya 159 saja. Itu juga berpengaruh terhadap produksi,” ucap Supriyono.





“Budidaya ikan ini sering dijadikan sampingan saja, jadi tidak sepenuhnya budidaya ikan. Misalnya petani, atau buruh bangunan yang memelihara ikan,” imbuhnya.
Dari data yang ia miliki, jenis ikan paling banyak laku ialah lele. Hingga semester tahun 2023 ini tercatat produksi di Gunungkidul mencapai 5.470.202 kilogram, namun jumlah tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan pasar. Sehingga masih banyak ikan lele yang disuplai dari daerah lain seperti Klaten, Boyolali, Sleman, Tulungagung, hingga Kediri. Menurutnya, ini merupakan peluang usaha yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dimana adanya kebutuhan pasar yang belum bisa dicukupi oleh pembudidaya lokal.
“Itu memang menjadi kendala kita, belum bisa memenuhi kuantitas dan kualitas. Kalau dilihat ini juga sebagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan karena ada kebutuhan yang belum bisa dicukupi,” pungkasnya.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga